Dewi Ambarwati Penyaji Sosialisasi Anti Korupsi di Pendopo Kecamatan Pragaan. (Foto : KIM Karya Makmur)
KIMKARYAMAKMUR.COM, PRAGAAN – Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia Tahun 2023 di kecamatan Pragaan, nara sumber cantik dari Universitas Islam Raden Rahmat menjelaskan data ICW (Indonesia Corruption Watch) sebuah lembaga independen tahun 2022 mengungkap data bahwa korupsi yang tinggi ada di sektor pemerintah desa.
“Ada kenaikan diagram korupsi yang terus menerus di desa dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2022,” ungkapnya sembari menyajikan data ICW melalui layar proyektor.
Ambarwati menjelaskan juga bahwa modus korupsi menurut ICW terpetakan lebih banyak di penyalahgunaan anggaran.
Akademisi dan juga penyuluh anti korupsi Jawa Timur ini juga menjelaskan titik celah korupsi terjadi mulai proses perencanaan, pelaksanaan, pengadaan barang dan jasa, pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi.
“Titik celah ini harus kita perhatikan karena kasus korupsi tahun 2022 paling tinggi justru ada di Jawa Timur,” tambahnya.
Wanita cantik ini juga menjelaskan definisi korupsi adalah perbuatan curang, tindak pidana yang merugikan negara atau tindakan yang disebutnya memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri.
Tak hanya itu, akademisi manis yang banyak menyedot perhatian peserta ini menjelaskan pula faktor maraknya korupsi antara lain minimnya pemahaman masyarakat tentang pembangunan desa, belum optimalnya fungsi BPD, keterbatasan akses informasi yang dimiliki masyarakat desa dan keterbatasan atau ketidaksiapan Kepala Desa atau Pengelola lainnya ketika mengelola dana dalam jumlah besar. (Zbr)