KIMKARYAMAKMUR.COM, Bali – Sebagai destinasi wisata dunia, Bali memang menawarkan beragam keindahan alam yang bisa memanjakan mata para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain menawarkan pemandangan tempat wisata yang menawan, Bali juga memiliki sejumlah patung ikonik terkenal dan artistik antara lain Patung GWK atau patung Garuda Wisnu Kencana, Patung Satria Gatotkaca. Ada juga patung yang diangkat dari kisah pewayangan Mahabarata Nakula Sahadewa. Ada juga Patung Titi Banda, Patung Dewa Ruci, Patung Catur Muka, Patung I Gusti Ngurah Rai, Patung Krishna Arjuna, Patung Kumbakarna Laga, Patung Bayi Sakah. Beberapa diantaranya dapat dilihat dalam perjalanan diatas bus.
“Nah itu ikon patung sang Rama dan patung Hanoman dari cerita Pewayangan,” ujar Mbak Liluh pemandu wisata sambil lalu menunjuk patung yang ada di tepi jalan.
Sepanjang perjalanan, kanan kiri jalan selain terlihat keadaan rumah adat yang masih mempertahankan keaslian rumah kuno adat Bali, juga hampir di setiap rumah terdapat tempat ibadah sanggah atau pemerahan atau pura keluarga untuk memuja Sang Hiyang Whidi atau penghargaan terhadap leluhur, mengingat kebanyakan warga Bali beragama Hindu. Biasanya rumah ibadah semakin ramai dikunjungi warga menjelang perayaan Hari Raya Nyepi.
Kata mbak Liluh, ada rumah ada yang disebut Bale Dauh, rumah adat Bali yang digunakan untuk menerima tamu dan juga sebagai tempat tidur untuk anak remaja laki-laki. Bale Dauh terletak di bagian barat rumah utama dengan ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten.
Ada juga rumah Bale Manten, memiliki bentuk bangunan persegi panjang dan biasanya di bangun di sebelah kiri. Biasanya, Rumah Bale Manten dikhususkan ditinggali oleh kepala keluarga dan anak perempuannya.
Meski banyak disinggahi oleh turis asing, namun budaya asing tidak melunturkan kepercayaan masyarakat setempat untuk tetap menjaga warisan yang telah diturunkan oleh para leluhur.
“Rumah adat Bali salah satu rumah adat yang kaya akan filosofi dan sangat dipengaruhi oleh tradisi Hindu Bali dan unsur Jawa kuno,” ungkapnya, Jumat (24/02/2023) kemarin.
Liluh menyebut bahwa Propinsi Bali dibagi menjadi 8 Kabupaten dan satu Kotamadya, 53 kecamatan, 674 desa, 3945 banjar atau dusun.
“Di Bali tidak ada istilah RT (rukun tetangga). Dibawah dusun langsung keluarga. Penyebutan Kepala Desa di Bali disebut Prebekel. Tiap desa dikenal dengan desa adat,” ujar gadis cantik ini menjelaskan rumah adat penuh semangat.
Bali, sebutnya, senantiasa memelihara adat istiadat yang terkadang beda antar satu desa dengan lainnya.
“Setiap desa punya awe gawek atau aturan tersendiri. Misalnya dalam upacara kematian, ada adat desa yang melarang pelaksanaan ngaben pembakaran jenazah secara pribadi, melainkan harus dilakukan ngaben massal. Bisa setiap tiga tahun sekali,” ujarnya.
Bali disebutnya terdiri dari 6 pulau. Pulau yang paling besar namanya pulau Bali. Ada pulau Nusa Paneda, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, ada juga pulau Serangan. Di sebelah utara Gili Manuk ada pulau kecil namanya pulau Menjangan, penghuninya menjangan. (Zbr/Hb).