Peringati Isra’ Mi’raj, TP PKK Pragaan Ungkap Kasih Sayang Nabi

oleh -26 Dilihat
KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 144 H, Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Kecamatan Pragaan menghadirkan pembicara K. Imam Sutaji Ketua Lembaga Dakwah PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Sumenep, Rabu (22/02/2023) di pendopo kecamatan Pragaan.
Dalam arahannya K Imam Sutaji menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk merawat bumi. Diantara sifat jelek manusia adalah tergesa gesa, tak mau tunduk kepada manusia lainnya, dan selalu ingin bebas tanpa ikatan aturan.
“Kalau semua manusia ingin bebas tanpa aturan, mau jadi apa kita di Indonesia ini,” ujarnya. 
Beliau mengajak bersyukur hidup di Indonesia yang merupakan negeri potongan surga ini. Di Indonesia kita dapat mengamalkan ajaran agama dan itu semua dijamin oleh undang undang.
Pada kesempatan itu pula beliau mengatakan bahwa salah satu sifat baik manusia berteman dengan orang yang belas kasih dengan manusia lainnya. Karena kanjeng nabi sebagai panutan, ungkapnya, memang memiliki sifat kasih sayang. 
“Saat Isra’ Mi’raj nabi menerima perintah salat, beliau mendapat salam dari Allah SWT. yang dipikirkan nabi tak hanya dirinya, melainkan beliau memohon keselamatan juga bagi hamba Allah lain yang saleh,” ungkapnya.
Kita tak pernah bertemu dengan kanjeng nabi, ungkapnya, tapi kita tetap diberi iman dan Islam meski jarak dan waktunya dari nabi jauh sekali. Dulu banyak orang bertemu dengan rasulillah tapi tak diberi rasa iman. Rasulullah seorang yang penuh kasih sayang. Bahkan rosulullah pernah menangis karena kangen pada saudaranya, sahabat bertanya siapa saudara rasulullah? Kata rasul orang yang tak pernah bertemu dengan beliau tapi iman kepada beliau.
Kedua, beliau meminta agar agama ini tak boleh salah diterima, agama itu menjadi jalan orang senang menjalani agama. 
“Kalau ada yang masih bingung menjalankan agamanya, berarti ada yang salah dengan diri kita,” jelasnya. 
Kita hidup di Indonesia ini sungguh luar biasa, perempuan perempuan bisa keluar bekerja, berorganisasi, sesuatu yang tidak dijumpai di negara arab misalnya. 
“Di arab, antar saudara muslim pun bisa bertengkar, bahkan saling bunuh,” ungkapnya.
Ulama mengajarkan agar kita belas kasih kepada sesama, tidak keras bahkan kepada pelaku maksiat sekalipun. Agama memberi kemudahan, dan perintah agama tak pernah menyalahi masalah kemanusiaan. 
“Kalau karena luka, anggota wudhu tidak bisa dibasuh, maka basuhan diganti dengan tayammum. Itu cara agama mengutamakan sisi kemanusiaan diantara perintah syariat,” ujarnya.
Penceramah yang mulai naik daun ini menjelaskan dawuh Syekh Jalaluddin Assyuyuthi tentang sifat anak kecil yang baik, antara lain tidak memikirkan rezeki, karena Allah tak minta ibadah yang besok tapi ibadah yang sekarang. 
Sifat anak lainnya, kalau sakit anak tak pernah mengadu. Anak juga kalau mau makan selalu mengajak temannya. 
“Anak juga kalau takut hanya menangis, dan jika bertengkar segera akur,” ungkapnya.
Terakhir beliau meminta agar Tim Penggerak PKK Pragaan dan desa selalu solid dan kompak dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
“Karena zaman semakin akhir, belasnya kasih di hati manusia banyak yang dicabut oleh Allah SWT,” tuturnya. (Zbr/Hb).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.