Di Acara Seminar Sehari LKK NU Pragaan, Kepala KUA Pragaan Sampaikan Harmonisasi Keluarga An-Nahdhiyah

oleh -22 Dilihat
KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari pasangan suami istri melalui perkawinan yang dan anggota didalamnya yang berada dibawah satu atap rumah tangga. 
Semua orang yang telah membangun kehidupan keluarga, tentu ingin menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. 
Dalam hal ini, menurut Rasidi ada tiga hal pokok untuk menjaga harmonisasi rumah tangga. Pertama, Kita tahu bahwa nikah merupakan sunnah Rasulullah SAW. Maka, ayok niatkan menikah semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, dan mengikuti sunnah Rasulullah. Kedua, budayakan sholat berjamaah. 
Dari satu sisi sholat berjamaah pahala akan dilipat gandakan oleh Allah, dan disisi yang akan terasa tampak suami istri selalu menjaga kebersamaan didalam segala hal. 
Ketiga, budayakan membaca Al-Qur’an di rumah. Ini salah satu bagian untuk membuat suasana didalam rumah aman, nyaman, dan tentram.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Bapak Rasidi, M.Pd.I selaku Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pragaan yang pada kesempatan itu menjadi narasumber pada acara Seminar sehari dengan tema “Menggapai Harmonisasi Keluarga An-Nahdhiyah”. Sekaligus pelantikan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) dan Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBHNU) yang merupakan departementasi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pragaan, yang bertempat di lantai II Aula MWCNU Pragaan. Kemarin Selasa (21/02/23).
Alumni pondok pesantren Annuqayah daerah Lubangsa Selatan ini kemudian melanjutkan bahwa KUA Pragaan milik kita bersama.
“KUA ini bukan milik saya, ini milik kita bersama milik masayarakat kecamatan Pragaan. Jika ada keperluan yang berkaitan dengan KUA, jangan sungkan untuk datang ke KUA. Saya terbuka untuk kalian selama 24 jam asalkan tentang KUA, jika urusan politik mohon maaf, kami harus menunjukkan netralitas,” lanjutnya.
Sebelum menutupnya, ia memberikan pesan kepada para audiens yang hadir dalam acara seminar itu. 
“Lupakan masa lalu, songsong masa depan. Artinya apa. Kita harus bereaksi dan berkreasi untuk melahirkan hal-hal yang baru, jangan mandul dan stagnan ditengah jalan,” pungkasnya. (Hfd/Hb).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.