KIMKARYAMAKMUR.COM, Prenduan – Dalam dzikra Maulidir Rasul Muhammad SAW di Prenduan Selasa malam (14/12/2021), KH. Muhammad Zainurrahman Hammam Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muqri Prenduan mewakili shahibul Hajah Habib Ali Bin Idrus Al-Hinduan menceritakan kisah tiga lelaki yang tersesat dalam gua, masing-masing bertawasshul dengan amal shalehnya.
Ceritanya sebagai berikut. Ada tiga orang dijelaskan dalam hadis Rosulillah SAW sedang melakukan perjalanan, sebab hujan berteduh di dalam gua yang terdapat pada sebuah gunung.
“Tiba-tiba, wushh…, sebuah batu besar meluncur dari atas dan jatuh tepat di mulut gua. Mereka pun terkurung di dalamnya,” tuturnya.
Masing-masing lalu berdoa bertawasshul kepada Allah dengan amal shalehnya masing-masing, berharap Allah melepaskan dari derita kurungan itu.
Maka salah seorang dari mereka berdoa, ‘Ya Allah, dahulu aku memiliki orang tua yang sudah sangat tua, seorang istri, dan anak-anak yang aku rawat. Setiap sore aku memerah susu dan mendahulukan memberikannya kepada orang tuaku, baru kemudian anak-anakku.
Suatu ketika, lanjut ceritanya, ia pergi agak jauh dan baru pulang pada petang hari, kedua orang tuanya sudah tidur. Aku lantas memerah susu seperti biasa, kemudian kubawa susu tersebut. Aku menunggu ortu sampai jelang subuh, tidak memberikan susu itu kepada anak-anakku sebelum mereka menikmatinya meski anak-anaknya merengek di kedua kakinya.
“Jika amal baikku itu semata karena-Mu, maka bukalah (mulut gua itu) agar kami dapat keluar dan melihat langit (bebas).’ Allah kemudian membukakan (batu penghalang mulut gua itu) sedikit, tapi belum bisa keluar,” ujarnya.
Orang kedua bertawasshul, ia mempunyai seorang sepupu perempuan yang sangat cantik dan kucintai. Aku meminta (berhubungan) dengannya, tetapi dia menolak dan meninggalkanku disaat sayang-sayangnya.
“Sampai saat sepupu itu berada dalam kesulitan, butuh keuangan datang padaku, aku sudah sekamar dengannya, dan sudah di antara kedua kakinya, dia berkata, ‘Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah engkau membuka cincin (melakukan hubungan seksual) kecuali dengan haknya.’
Aku-pun beranjak meninggalkannya. Jika Engkau menerima amal shaleh itu, maka bukalah (mulut gua itu) untuk kami.’ Allah kemudian membukakan sedikit (batu penghalang mulut gua).” Tuturnya.
Lelaki ketiga berdoa, “Ya Allah, dahulu aku pernah mempekerjakan seseorang dengan upah, belum sempat upahnya dibayar iapun pergi, aku kemudian menginvestasikan upahnya pada hewan ternak, kambing, sapi beserta penggembalanya. Selang beberapa waktu iapun datang kembali menagih upahnya terdahulu. Akupun memberikan semua ternak yang saya kembangkan itu itu bersama penggembalanya, silakan ambil seluruhnya.
“Aku katakan, ‘aku tidak sedang memperolokmu, silakan kamu ambil sapi-sapi itu beserta dengan penggembalanya.’ Dia pun mau mengambil semuanya dan pergi. Jika apa yang aku lakukan itu ikhlas karena-Mu, bukalah (mulut gua itu) untuk kami.’ Allah kemudian membukakan sisanya (batu penghalang mulut gua).” Jelasnya.
Demikianlah ceritanya. Beliau berharap, semoga kehadiran kita ke pengajian menjadi amal shaleh yang dapat mengabulkan doa-doa kita. Amin. (Zbr/Hb).