KIMKARYAMAKMUR.COM, Bali – Selepas bertandang ke bukit Kintamani, rombongan tak lelah minta agar bisa berkunjung ke pantai Kuta Bali. Pantai Kuta dikenal sebagai destinasi wisata yang telah mendapat pengakuan dunia internasional akan keindahan dan daya tarik wisatanya. Setiap yang berlibur ke Bali pasti selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pantai legendaris ini yang terkenal dengan pasir putihnya.
Menuju pantai Kuta Sabtu (25/02/2023) rombongan diangkut dengan angkutan wisata. Sepanjang jalan terlihat banyak warung dengan aneka kuliner nusantara terutama kuliner khas Bali. Juga berjejer tempat belanja dimana pengunjung bisa sepuasnya belanja di sekitar pantai Kuta. Tentu ada juga tempat hiburan, penginapan, tempat berenang, berselancar, dan tempat berjemur.
Akhirnya sekitar jam 15.00 sore rombongan bisa masuk dan dapat melihat langsung panorama cantik ombak berkejaran menghempas hamparan pasir putih halus yang saat itu sudah penuh dengan tumpukan manusia dari berbagai etnis dan corak budaya nusantara, terlihat dari pakaiannya.
“Pantainya memang indah. Semua tentu ada filosofinya. Air laut di pantai, meski kadang pasang dan surut, tapi rasa air laut itu tidak akan berubah,” ungkap Qudsi Perangkat Desa Pragaan Laok seperti berpuisi.
Saking indahnya, konon pantai ini menjadi salah satu tempat melihat sunset (matahari tenggelam) terbaik di Bali yang menjadi favorit wisatawan. Sayang kami keburu pulang sehingga tak sempat melihat senja di tepi pantai.
“Pasirnya putih halus, hamparannya luas, ombaknya menggulung, terus bergerak tak pernah berhenti. Dari ketabahan gelombang air laut itu kita bisa belajar mengelola desa, tak pernah lelah dan terus bergerak sampai warganya sejahtera,” timpal Khalid Kepala Desa Pakamban Daya.
Keindahan Pantai Kuta ini memang sudah cukup terkenal. Bahkan sejak awal 1970-an, wisatawan mancanegara sudah ramai datang ke tempat ini. Menurut pemandu wisata
Niluh, sebelum dikenal sebagai destinasi wisata yang populer di Bali, Pantai Kuta merupakan lokasi pelabuhan dagang bagi para pedagang lokal dan para saudagar yang datang dari Eropa.
“Saya suka ombaknya yang bagus. Ombak bisa merepresentasikan kekuatan alam. Ombak menginspirasi bukan karena ia naik dan turun, tetapi karena setiap kali jatuh, ombak tidak pernah gagal untuk bangkit kembali,” ungkap Dahlal Pendamping Desa yang ikut melepas lelah di pantai. (Zbr/Hb).