KIMKARYAMAKMUR.COM, Bali – Hari kedua perjalanan Study Tour Perangkat Desa Se-Pragaan bergerak menuju Grand Puncak Sari Kintamani. Tempat ini berada di Kabupaten Bangli, Bali. Tempat ini berada di ketingian 1500 meter dari permukaan air laut.
Sebab berada di ketinggian itulah maka udara disini sangat dingin, sekitar 18 – 24 derajat celcius. Sejak dari atas bus kita sudah melihat gunung, lembah dan danau Batur yang masih tertutup kabut, meski keindahannya tak bisa disembunyikan, menakjubkan.
Menurut pemandu wisata mbak Niluh, danau Batur dikenal sebagai danau terluas kedua setelah danau Toba, dan terhitung danau terluas di Bali dengan luas 16 km². Sementara gunung di Bali ada gunung Batur dan gunung Agung, keduanya masih dalam kaldera gunung berapi aktif. Gunung Batur memiliki ketinggian 1.717 m (5.633 ft), sementara gunung Agung merupakan gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl.
Sebelum memasuki restauran Grand Puncak Sari, dijalan kami juga melihat ada musium gunung Batur sebagai pusat pelatihan geologi mineral dan batu bara.
Jam 13.30 kami turun dari bus disambut hujan yang tiba tiba datang, petugas penyambut tamu membawa payung menyambut rombongan dengan ramah. Rombongan turun tangga dan wah, kami dapati restoran makan dengan tampilan tradisional yang apik dan unik. Kapasitas ruangannya luas berisi sekitar untuk 500 orang cukup, cocok untuk rombongan besar. Disini rombongan bisa makan sepuasnya.
Untuk minuman tersedia kopi atau teh. Kami juga dapat membuat kopi atau teh manis sendiri, karena gula dan susu kental masih belum tercampur dan tersedia di samping tempat kopi dan teh.
Yang menarik dari restoran ini karena letaknya persis berada dipinggir jurang yang tinggi. Sepanjang mata memandang di sebrang lembah nampak gunung Batur menjulang dihadapan kami. Kami juga saksikan pemandangan danau Batur yang meski terselimuti kabut tapi indahnya bukan main.
“Alhamdulillah, meski agak siang, kami bisa menikmati pemandangan danau, lembah dan gunung Batur. Disini katanya paling bagus tempatnya, makanannya juga paling enak ketimbang tempat lain,” kata Qudsi pendamping desa di Pragaan, Sabtu (25/02/2023).
“Oh, segarnya hembusan angin daerah pegunungan. Sekali saja datang ke tempat ini seperti sudah bisa melepas penat setahun,” ujar Ainur pendamping desa lainnya.
Berjalan ke banyak sisi tangga atas maupun bawah banyak view spot foto yang luar biasa bagusnya. Setiap sudutnya menyimpan panorama yang memesona. Rombongan banyak melakukan foto dengan touris mancanegara.
Kepala Desa Larangan Pereng Imam Mastum yang ikut foto foto berkomentar bahwa alam Kintamani memang luar biasa eloknya.
“Manusia hidup berdampingan dengan alam. Dengan menjaga alam, maka kita telah berkontribusi guna memberikan warisan tak ternilai bagi generasi mendatang,” ujarnya pada KIM Karya Makmur.
Sampai kapanpun, katanya, manusia tidak akan pernah menang dari alam, maka jangan melawannya, tetapi bersahabatlah dengannya.
“Ya, kita belajar dari alam Kintamani ini, belajar mengelola potensi alam menjadi wisata yang menghasilkan PADes Pokoknya, alam guru tak ternilai,” ujarnya. (Zbr/Hb).