Di Mini Lokakarya, Camat Pragaan : Orang Luar Peduli Sampah, Apalagi Kita

oleh -32 Dilihat
KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Dalam kegiatan Mini Lokakarya Puskesmas Pragaan bertempat di Pendopo Kecamatan Pragaan pagi tadi Rabu (23/08/2023), Camat Pragaan Heru Cahyono, S.STP. menyambut baik kegiatan mini lokakarya mengingat obyek bahasan yang sangat penting mengenai Tubercolosis, Stunting dan Kebersihan Lingkungan.
Gets Penanganan TBC dan Stunting disebutnya sudah menjadi isu nasional, bahkan Presidenpun, katanya, mengimbau untuk memperhatikan penanganan penyakit ini untuk menyelamatkan penerus bangsa. 
“TBC itu menular, harus ditangani secara konsisten. TBC bisa berakibat fatal, tetapi dalam banyak kasus TBC dapat dicegah dan diobati. Di masa lalu memang TBC adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia,” katanya dalam sambutan.
Selain itu Camat Heru juga mengimbau soal kewaspadaan kita pada PTM (Penyakit Tidak Menular). 
“PTM ini harus menjadi perhatian masyarakat juga seperti soal hipertensi, kolesterol. Ini terkadang tidak kita sadari menyerang kita,” jelasnya.
Camat Teladan di Madura itu juga menyinggung soal kebersihan lingkungan yaitu kebersihan sampah sungai Jerman di Prenduan yang baru baru ini menjadi isu utama Pragaan.
Disebutnya semua punya perhatian pada isu lingkungan kita. Katanya, yang diluar daerah Pragaan turun tangan, Satpol PP Sumenep, DLH (Dinas Lingkungan Hidup), pegiat lingkungan Sumenep juga turun untuk bersih bersih sungai Jerman yang ada di Pragaan. Bukan hanya Prenduan, Pragaan Laok yang peduli, bahkan warga Sumenep yang jauh disana peduli.
“Kalau orang luar saja peduli, bagaimana dengan kita yang ada di Pragaan,” ucapnya memompa semangat warga Pragaan untuk memperhatikan isu lingkungan.
Beliau juga menyebut bahwa sampah yang diangkut kemarin ada tiga truk. Namun demikian hal itu belum begitu signifikan. 
“Sudah tiga truk yang diangkut, sampah masih banyak sisanya. Sampah kita itu seolah mengendap, menumpuk bertahun tahun. Itu sudah luar biasa kerja lebih dari 3 truk, ternyata dibawah masih banyak,” ungkapnya penuh prihatin.
Berkaitan dengan mini lokakarya yang akan mencari solusi dari setiap masalah ini, pihaknya menyebut pihaknya tidak hanya maunya melarang saja, tapi kita harus memberikan solusi yang efektif dan solutif. 
Berbagai solusi yang ditawarkan beliau antara lain pihak desa mengimbau kepada warga untuk menyediakan tempat sampah keluarga, tempat sampah lingkungan, serta sarana pembuangan sampah akhir. TPA biasanya tempat sampah yang dibangun di luar pemukiman. 
“Mungkin sementara perlu ada penyediaan box sampah, secara berkala akan diambil oleh armada dari DLH,” ungkapnya memberi solusi.
Mungkin juga dengan memanfaatkan desa yang memiliki Tempat Pembuangan Akhir Sampah untuk pembuangan sampah, sampai Prenduan memiliki TPA sendiri. 
Beliau juga mengatakan perlunya pemahaman tentang pengelolaan sampah. Bahwa sampah itu jika dikelola dengan baik akan banyak mendatangkan manfaat secara ekonomi.
“Sampah itu jika dipilah dengan baik antara lain bisa dijadikan pupuk kompos, prosesnya harus kita pelajari lagi, dan harus diedukasikan kepada warga. Artinya cerita tentang sampah ini panjang,” tuturnya.
Lalu, apa dan bagaimana komitmen kita untuk menjaga kebersihan, kita harus mendidik kesadaran masyarakat agar tak gampang membuang sampah sembarangan ke sungai karena berbahaya terhadap ekosistem sungai dan pada titik tertentu bisa mengganggu kesehatan warga. (Zbr/Bdr).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.