KIMKARYAMAKMUR.COM, PRAGAAN – Di beberapa lokasi mulai terasa sulit air karena dampak dari cuaca panas ekstrem saat ini. Selain berikhtiar dengan bijak menggunakan air, langkah lain yang bisa ditempuh sebagai umat muslim untuk menghadapi kemarau panjang ini adalah dengan Salat Istisqa’.
Salat Istisqa dan waktu pelaksanaannya sesuai dengan namanya, Al-istisqa adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Salat Istisqa sebagai salat sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Salat Istisqa telah dipraktikkan di zaman Rasulullah SAW. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
“Nabi Muhammad SAW keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rakaat bersama kita tanpa azan dan Iqamah, kemudian beliau berdiri untuk khotbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya” (HR. Imam Ahmad).
Adapun waktu pelaksanaan Salat Istisqa adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah ra:
“Rasulullah itu keluar untuk melaksanakan Salat Istisqa manakala matahari mulai naik.” (HR Abu Dawud & Al-Hakim)
Para ulama berpendapat Salat Istisqa dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari. Salat Istisqa bisa dilakukan lebih dari satu kali hingga hujan turun.
Adapun Tata Cara Salat Istisqa dimulai dengan imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
Lalu, imam dan makmum tanpa didahului azan dan Iqamah berniat membaca niat Salat Istisqa:
“Ushallii sunnatal istisqaa’i rak’ataini imaaman/makmuuman lillaahi ta’aala”
Sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7x pada rakaat pertama, dan 5x takbir pada rakaat kedua.
Di setiap rakaat, imam membaca surat Al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan ruku’, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam salat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
Kemudian, imam menyampaikan khotbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir. Khotbah Salat Istisqa terdiri dari dua khotbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khotbah.
Rukun khotbah dan tata caranya dalam Salat Istisqa sama dengan yang dilakukan khatib sesudah salat Id. Di antaranya membaca takbir 9x pada khotbah pertama dan takbir 7x pada khotbah kedua. Lalu membaca doa.
Inilah doanya :
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Editor : (Zbr/Zy)