Di Desa Sentol Daya, KKN IST Annuqayah Hasilkan Permen Pepaya, Sale Pisang hingga Kursi dari Sampah Plastik

oleh -39 Dilihat
KIMKARYAMAKMUR.COM, Sentol Daya – Mahasiswi KKN IST Annuqayah yang melakukan pengabdian KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Sentol Daya mempresentasikan inovasi sains dan teknologi yang telah dibuat di desa Sentol Daya antara lain membuat Permen Pepaya, Sale Pisang, Telur Puyu Asin hingga Kursi dari Sampah Plastik.
Juru bicara Posko KKN di desa Sentol Daya Ainus Shalihah, Ulya farahnas, Musyarrofah dan Wiwin Siftiani di depan Wakil Rektor IST. Annuqayah dan didepan Camat Pragaan mengatakan bahwa saat masuk di desa Sentol Daya yang terlihat banyak pohon pisang dan pepaya, sehingga menggerakkan kelompoknya untuk memanfaatkan SDA (Sumber Daya Alam) yang ada dengan sentuhan teknologi.
“Semua rumah punya pepaya, semua rumah punya pisang, sehingga kami menghasilkan 4 produk teknologi, yaitu permen pepaya, telur puyuh asin, kripik pisang, sale pisang,” ungkap juru bicara secara bergantian, Rabu (23/08/2023).
Cara yang mereka lakukan dengan cara dor to dor menjumpai warga ke rumah Kepala Dusun untuk memberikan pelatihan.
“Kita sudah bikin permen pepaya, dan awet. Ini sudah bertahan selama 20 hari. Kami juga sedang berupaya mengajukan halal food buat produk kami ini,” jelas Ainus Shalihah dan kawan kawannya.
Kelebihannya, selain bahannya yang mudah diperoleh, juga rasa permennya yang enak. Selain itu, kelompoknya juga membuat telur puyuh asin. 
“Biasanya yang dibuat asin selama ini hanya telur bebek dan telur ayam. Kita coba telur puyuh ternyata juga bisa dan banyak diminati masyarakat,” tambahnya lagi, disambung teman lainnya.
Tak hanya itu, mereka juga menghasilkan produksi Sale Pisang ala Sentol Daya. Selama ini, katanya, Sale Pisang hanya menjadi makanan enak di Yogyakarta. 
“Ternyata setelah kita coba, Sale Pisang ini juga camelan enak dari bahan dasar ala desa yang ada di desa Sentol Daya,” ungkap teman lainnya.
Pihaknya mengaku telah meningkatkan SDM warga dengan membuat kursi meja dari sampah plastik. Sampah plastik, katanya, termasuk sampah yang berbahaya karena butuh bertahun tahun untuk terurai oleh tanah.
“Kami latih siswa siswi di susun Masaran. Bisa buat kursi dari sampah plastik. Bahkan kalau dalam bentuk besar juga bisa dibuat dinding tempat berlindung,” ujar yang lain.
Tak hanya berhenti disitu, kelompoknya juga membuat tanaman pertanian hidroponik, yaitu tanaman yang bisa tumbuh di air.
“Semua tanaman kini sudah ada di yayasan lembaga pendidikan yang ada di desa Sentol Daya.” Tuturnya menutup presentasi. (Zbr/Bdr).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.