Di Maulid Nabi dan Rokat Desa Prenduan, Habib Abdul Qadir Jelaskan 3 Orang yang Tidak Boleh Diremehkan

oleh -7 Dilihat
KIMKARYAMAKMUR.COM, Prenduan – Dalam kegiatan Prenduan Bershalawat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Rokad Desa Prenduan Rabu malam (09/11/2022) pembicara kondang Habib Abdul Qadir Bin Zaid Ba’abud mengatakan ada 3 orang yang tidak boleh diremehkan. Yang pertama Pemimpin. Orang yang meremehkan pemimpin maka urusan dunianya akan ruwet. 
“Pemimpin seperti Kades punya mata punya telinga, punya anak buah, jangan diremehkan karena yang rugi tentu urusan dunia kita,” jelasnya dihadapan ribuan pengunjung.
Dalam pemilihan, katanya, setiap warga boleh berbeda karena itu bagian dari maksud demokrasi. Tapi begitu pesta demokrasi selesai tak ada alasan untuk terus mengembangkan residu residu pemilihan, memusuhi dan membenci pemimpin, saatnya bersatu membangun desa.
“Justru habis pemilihan saatnya untuk bersatu membangun desa sesuai tema maulid kali ini “Bersama Membangun Jiwa, bersatu membangun desa,” ucapnya penuh wibawa.
Kedua, katanya jangan meremehkan ulama. Siapa yang meremehkan ulama maka akhiratnya akan hina. Karena ulama yang memberi pengetahuan agama, jika ulama dibenci maka akhirat kita akan rugi.
Ketiga, jangan meremehkan teman. Kalau kita meremehkan teman maka kita akan dihinakan diwaktu kita tidak pantas untuk dihinakan.
Orang yang selalu tidak suka dengan pemimpin karena sebab pilihan beda hal yang bisa dilakukan keluar dari desa agar tidak menghambat program pembangunan desa. 
“Ayo, kita bantu Kepala Desa untuk membangun desa. Lupakan perbedaan saat kontestasi. Apa yang bisa kita bantu, kita bantu,” pintanya menasehati warga yang hadir.
Kepada pemimpin, sambungnya, harus taat apa yang diperintahkan, kecuali jika perintah itu bermaksiat kepada Allah. 
“Selain yang berkaitan dengan maksiat kepada Allah, kita harus patuh kepada pemimpin seperti kepada Kepala Desa,” jelas habib mantap.
Kita juga dilarang mencaci Kepala Desa. Beliau katakan Allah memerintahkan kepada nabi Musa mendatangi Firaun dengan perintah untuk mengatakan yang lemah lembut, bukan dengan marah marah, mencaci, memakai dengan kata kata kasar.
Beliau memberi cara menasehati Kepala Desa ada 4, yaitu yang pertama dengan niatan yang baik, bukan karena ada tendensi lain.
“Kalau niatnya baik maka akan dilancarkan oleh Allah,” jelasnya.
Yang kedua cara menasehati pemimpin jangan didepan umum, kita harus menyembunyikan nasehat kita dari manusia, karena Kepala Desa juga manusia punya perasaan.
“Nasehati Kepala Desa dengan cara yang bagus, bisa berbentuk pujian dan sindiran yang manis. Kalau orang punya umat maka dia mudah tersinggung, karenanya maka harus dengan lemah lembut,” ujarnya lagi.
Juga, cara menasehati pemimpin dengan mendoakan pemimpin tersebut di tengah malam. 
“Alhamdulillah Kades Prenduan dekat dengan habaib, dengan ulama sehingga akan mudah dinasehati,” tambahnya.
Beliau berdoa semoga desa Prenduan menjadi contoh untuk desa desa yang lain. Beliau juga meminta agar kita rajin mendoakan orang tua, guru dan pemimpin kita. Meski pemimpin kita tak tahu bahwa kita selalu mendoakannya.
Sebagai pemimpin beliau juga meminta Kepala Desa Prenduan agar punya teman musyawarah yang saleh, karena tidak ada akal yang sempurna. Bahkan Rosulullah yang sudah mendapat Wahyu saja masih diminta oleh Allah untuk selalu bermusyawarah. 
“Separuh akal kita ada di saudara kita, rajinlah bermusyawarah” jelasnya. 
Raja raja dahulu kala selalu punya penasehat. Beliau bercerita dahulu ada raja yang oleh penasehat spiritual ya hanya dinasehati dengan satu kata , “Khair insya Allah”, (artinya baik insya Allah). Suatu saat jempol raja harus diamputasi, dinasehati “Khair Insya Allah”. Si penasehat dihukum raja, dan baru sadar si raja saat suatu saat rombongan raja semua dimakan oleh binatang kanibal, tinggal raja saja yang tak jadi dimakan karena jempolnya buntung dikira punya penyakit menular. Itulah pentingnya penasehat bagi pemimpin meski nasehatnya hanya itu itu saja.
Sifat seorang pemimpin, katanya, mencinta rakyatnya baik rakyat tersebut para pencintanya maupun pembencinya, semua harus dirangkul. 
“Siapa yang menampakkan permusuhan, datangi. Jangan dimusuhi,” ujarnya.
Pemimpin juga harus punya sifat amanah, dan tidak mudah menerima omongan orang. 
“Musuh pemimpin itu orang yang datang kepadanya membawa kabar kejelekan orang lain. Siapa yang datang mengadu domba orang lain, maka dia pula yang akan membawa kejelekan pemimpin itu kepada orang lain,” nasehatnya disambut tepuk tangan.
Selain itu katanya pemimpin harus pintar mencari pembantu anak buah. Mereka adalah mata dan telinga Kepala Desa. Pemimpin juga harus adil. Adil itu katanya sulit, berusahalah untuk adil, habis shalat mohon untuk adil, dan sering duduk dengan ulama. 
“Pemimpin yang adil doanya mustajab,” ujarnya.
Selain itu seorang pemimpin harus menjadikan jabatannya sebagai jembatan untuk keselamatan di akhirat. 
“Jadilah kita sebagai pembuka kunci kebaikan semua orang,” jelasnya. 
Desa, kata habib yang dicintai umat ini mengatakan, perlu agama. Kalau agama terjaga, maka akan memperjelas jalan dan terangkatnya kebodohan. Ini penting karena agama tujuannya untuk tata tertib kehidupan.
Didesa juga perlu dijauhkan dari orang jelek. Jangan ada narkoba, tempat perjudian, dengan cara apa yaitu dengan cara menyebarkan ilmu agama. 
“Dengan menyalakan lampu kebaikan maka kegelapan akan sirna dengan sendirinya.” Pungkasnya. (Zbr/Hb).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.