Forpimka Pragaan Ikuti Zoom Meeting, Rakor Situasi Terkini PMK di Sumenep

oleh -10 Dilihat
KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Hari ini Jumat (10/06/2023) Forpimka (Forum Pimpinan Kecamatan) Pragaan mengikuti Rapat Koordinasi Situasi Terkini Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di kabupaten Sumenep dengan pimpinan rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep. Zoom meeting diikuti dari ruang Rapat Graha Arya Wiraraja Lantai II Kabupaten Sumenep.
Salah satu yang memberikan pengarahan Kapolres Sumenep
AKBP Rahman Wijaya, S.I.K, SH, M.H. Beliau sampaikan para pemilik dan pelaku kebijakan di daerah, kecamatan dan desa mengikuti situasi yang ada dengan seksama. Ini tidak jauh berbeda penanganannya dengan Pandemi Covid-19. 
“Ayo, kita rapatkan barisan. Ini bagian dan tanggung jawab bersama,” ujarnya. 
Beliau menyampaikan bahwa penyebaran kasus PMK ini semakin mengalami peningkatan yang luar biasa di kabupaten Sumenep.
“Kurang lebih sudah ada 700 kasus ternak yang terpapar penyakit PMK, di Sumenep,” jelasnya. 
Beliau merinci, Kecamatan Pasongsongan jumlah hewan yang terpapar sudah 51 kasus. Saronggi 40 kasus, kecamatan Lenteng angkanya sudah 113 ternak, ada kecamatan yang sudah 80 kasus, Kecamatan Ganding 40 kasus, Gapura 41 kasus, dan Batang Batang dilaporkan sudah ada 46 kasus.
Pihaknya mengaku sudah mencoba mengambil langkah dan upaya dalam mengendalikan virus PMK ini dengan menyebarkan informasi virus PMK ke masyarakat. Juga berupa kegiatan sosialisasi dan edukasi baik kepada pemilik ternak maupun yang lain. 
“Saya harap ini bisa menyentuh masyarakat di level terendah, dalam hal ini Kepala desa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat bawah, diharapkan bisa memberikan sosialisasi yang lebih massif,” jelasnya.
Selain itu pihaknya juga mendirikan Posko Cek Poin PMK di beberapa kecamatan untuk pengecekan keluar masuk ternak ke kabupaten Sumenep.
“Juga bisa dilakukan dengan penegakan hukum. Bila ada gejala hewan ternak terinfeksi PMK masuk harap diberi teguran dan warning,” ungkapnya.
Beliau menyampaikan bahwa penanganan PMK tak jauh beda dengan Covid-19, yaitu dengan membatasi mobilisasi hewan ternak. Katanya, virus menyebar jika ada mobilisasi, juga bisa dilakukan vaksinasi dan pengobatan, meskipun ini masih jumlah terbatas. Sebelum vaksinasi maksimal, langkah yang paling efektif adalah membatasi pergerakan hewan ternak. Bahkan di beberapa daerah sudah ada penutupan pasar hewan. 
“Semua akan kita atasi kalau ada sinergitas dari semua pihak.” Jelasnya. 
Setelah itu banyak masukan dari berbagai kecamatan dan desa untuk penanganan pengendalian penyakit PMK. (Zbr/Hb).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.