KIMKARYAMAKMUR.COM, Prenduan – Dalam kitab Hidayatul Adzkiya’ yang dibacakan oleh K. Abd. Warits Anwar Ketua Pengurus Cabang Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Pragaan menyampaikan Wasiat sesuatu yang harus dilakukan untuk menjadi orang wali yang dicintai oleh Allah SWT.
“Bahasa Wali terkadang diartikan orang yang bisa menebak-nebak dan terlihat keramat. Tapi wali yang dimaksud disini adalah orang yang dicintai oleh Allah,” jelasnya dalam pertemuan bulanan IAA (Ikatan Alumni Annuqayah) Ahad (06/03/2022) di rumah Khairus Salam dusun Drusah Desa Prenduan Kecamatan Pragaan.
Syarat menjadi Wali yang pertama, “Zuhd”. Zuhd dalam penafsiran KH. Ahmad Fauzi Sirran diartikan bertapa dari kehidupan dunia, artinya hati menganggap hina dan tidak senang pada harta berlebihan.
“Bertapa bukan karena diri miskin, bukan karena orang yang bekerja atau tidak bekerja, melainkan pikiran yang jauh lebih senang pada Allah SWT,” tambahnya.
Beliau katakan bahwa KH. Ahmad Fauzi Sirran membedakan pengertian rizqi, harta dan dunia. Rizqi adalah barang yang bisa dimakan, dipakai dan ditempati meskipun terdiri dari barang yang halal atau haram.
“Adapun harta adalah barang yang berguna atau tidak berguna baik yang bisa dimakan atau tidak, seperti kitab, ilmu terbilang harta,” jelasnya.
Pada perkembangannya harta bisa disebut Rizqi, begitupun juga sebaliknya, sehingga dalam pandangan umum dianggap sama.
“Dunia adalah harta atau rizqi yang dipakai untuk kesenangan di alam dunia,” sebutnya.
Memakai pakaian, punya rumah, kalau ingin dianggap gagah dihadapan manusia, maka dikatakan dunia. Begitupun juga ilmu bisa dianggap dunia kalau untuk retorika keduaniaan saja.
“Guru kita KH. Ahmad Basyir Abdullah Sajjad, ilmu yang diajarkan masuk ke kita dan diamalkan meskipun dalam mengajarnya tidak menggunakan retorika yang macam macam,” jelasnya
Maka berlaku zuhd, yaitu hilangnya tergantung hati kepada harta benda. Jadilah kita orang yang paling pandai memperlakukan harta.
“Zuhd adalah paling baiknya pangkat setelah taqwa. Dengan zuhd, akan dapat diperoleh kedudukan orang-orang yang punya derajat yang tinggi,” tuturnya.
Adapun orang yang cinta dunia, akan selalu berkata dan bertanya, mana jalan menuju Allah? Bagaimana cara mendapatkan keselamatan?. (Zbr/Hb).