KH Zainurrahman Hammam Jelaskan Macam Syafaat di Acara Mursambung Bershalawat

oleh -21 Dilihat

KIMKARYAMAKMUR.COM, Prenduan – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muqri Prenduan Pragaan Sumenep KH Zainurrahman Hammam menjelaskan macam-macam syafaat  di akhirat nanti. Penjelasan itu diutarakan beliau di acara ‘Mursambung bershalawat’ pada Senin malam (22/11/2021) oleh masjid Al-I’timar asuhan K. Abdurrahman Mukhtar.

“Tingkatan Syafaat itu ada lima. Satu dan dua hanya diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Adapun tingkatan Syafaat yang ke tiga, empat dan lima bisa diberikan oleh nabi atau dari selain nabi,” ujarnya.

Syafaat yang pertama, diberikan oleh nabi Muhammad SAW untuk menenangkan orang dari goncangan yaumil Mahsyar.

“Syafaat seperti itu dikenal dengan Syafa’atul Udzma yang hanya bisa diberikan oleh nabi kita Muhammad SAW,” tuturnya.

Syafaat yang kedua, yaitu pertolongan yang hanya diberikan oleh nabi Muhammad SAW untuk memasukkan orang ke surga tanpa hisab.

Syafaat ketiga, yaitu pertolongan yang diberikan kepada mereka yang layak di azab, tapi tak jadi di azab karena ada orang yang memberi pertolongan.

“Syafaat semacam ini bukan hanya diberikan oleh kanjeng nabi saja, tapi juga bisa diberikan oleh orang shaleh baik alim ulama, guru, orang tua, teman dan lain-lain,” ujarnya.

Inovasi Kecamatan Pragaan

Keempat, yaitu syafaat yang diberikan kepada orang mukmin yang melakukan maksiat yang sudah ada di neraka, tiba-tiba dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke surga.

Kelima, syafaat yang diberikan oleh nabi atau selain nabi untuk mengangkat derajat seorang di surga nanti.

Dalam keterangannya, Neraka itu bertingkat. Adapun Surga menurut keterangan tidak bertingkat, tapi bentuknya seperti melandai. Level surga kanjeng nabi paling agung. Namun, sejauh-jauhnya tempat orang di surga nanti tetap bisa melihat Rosulillah SAW.

“Ada syafaat yang diberikan oleh nabi atau selain nabi untuk menaikkan level tempatnya di surga,” tuturnya.

Tiga tingkatan terakhir ini bisa diberikan oleh Baginda nabi dan juga selain nabi, bisa orang tua, guru, orang shaleh atau teman semasa hidup di dunia.

“Maka bergaullah yang baik dengan banyak orang, siapa tahu satu diantara mereka bisa memberi syafaat pada kita di akhirat nanti,” jelasnya.

Pertemuan dalam sebuah pengajian seperti ini, katanya, sebagai sarana mengakrabkan diri kepada orang-orqng shaleh dan orang baik, dimana satu diantara mereka bisa menjadi penolong kita nanti.

“Saya senang masyarakat antusias mengikuti pengajian. Keutamaan bermaulid kita berkumpul menambah teman dan kenalan yang bisa memberikan pertolongan nanti di akhirat,” tambahnya.

Beliau juga berpesan, dalam setiap pengajian Habib Abdul Qadir Bin Zaid Ba’abud agar jamaah membawa buku khusus, untuk menuliskan keterangan dari habib. Buku tersebut nantinya bisa kita wariskan kepada anak kita.

“Buku itu nanti jadi ilmu bagi anak-anak kita, bakal jadi amal jariyah. Atau ceramah beliau ditulis khusus, lalu diterbitkan oleh Nahjul Musthafa.” Pintanya agar jamaah rajin menuliskan kebaikan. (Zbr/Hb).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.