KIMKARYAMAKMUR.COM, Sumenep – Dr. KH. RB. Taufiqurrahman Syakur, M.Ag. dalam arahannya pada Pengajian Ramadhan di Masjid Sumekar Sumenep Jumat (24/03/2023) mengatakan bahwa ada doa yang selalu dibaca oleh Rasulullah ketika melihat hilal pertama bulan ramadhan, yaitu “‘Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal’imani wassalamati wal-islami, limaa tuhibbu wa tardha, rabbunaa wa rabbukallahu.
Menurutnya, ini doa agar ramadhan kita menjadi ramadhan yang mendatangkan kesenangan, ramadhan yang religi, ramadhan yang meningkatkan kualitas ibadah kita sebagai hamba.
“Karena kata nabi, barang siapa yang ceria dengan datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya dari api neraka,” ungkapnya.
Beliau membahas 4 kekuatan doa rasulillah yang layak digali. Yang pertama rasul minta al-yumni. Al- Yumni bisa bermakna bahagia, senang, sehat. Ketiganya memang bukanlah sesuatu yang utama, tapi ketika sehat dan ceria tak ada maka segalanya tak ada artinya.
“Maka ini yang diminta pertama oleh rosulillah, Ramadhan yang membawa kesehatan dan keceriaan,” ungkapnya.
Orang beriman yang ceria menyambut ramadhan akan terlihat dari raut wajahnya, ceria karena merindukan datangnya bulan ramadhan. Orang mukmin yang ceria akan berkata “Ya Allah, jadikan ramadhan itu sebagai sarana mendatangkan keceriaan”.
Tanda orang sehat, katanya, ketika datang ramadhan maka ia merasa tambah segar dan sehat, karena yang dipanggil ramadhan itu adalah orang yang beriman, bukan semata orang Islam.
Yang diwajibkan bagi kita “shiyam”, bukan “shaum”. Kenapa?, karena kalau bahasa “shaum” masih bersifat umum. Kata “Shiyam” merupakan perintah Allah yang spesial, yang aturannya tertentu, waktunya tertentu dan hasilnya juga tertentu.
“Jangankan sampai pelaksanaan ramadhan, niatnya saja juga sudah berbeda dengan ibadah lain. Niat puasa ramadhan harus diinapkan, niat ramadhan harus kongkrit bahwa kita niat puasa ramadhan besok, tahun ini. Serta niat juga harus diucapkan setiap hari, karena ini ibadah yang berdiri sendiri, setiap hari nilainya,” ungkapnya lagi.
Kedua, rasulullah minta keimanan. Ramadhan, katanya, untuk memperkokoh iman kita, karana orang yang berpuasa karena iman dan ihtisab maka dosa dosanya akan diampuni yang telah lalu.
Berurusan dengan iman, katanya, tak berhubungan dengan terang gelap atau hitam putih seperti ukuran nalar kita. Imam diluar itu berkaitan dengan rasa. Hidup bukan rasional dan irrasional ada sisi tengahnya yaitu rasa yang suprarasional.
Beliau mencontohkan kita iman dan percaya bahwa surga neraka ada, alam kubur ada, ada nikmat ada siksa. Laksana gula terasa manis, barang dan bentuknya kelihatan, tapi rasa manis itu berwajah apa, tak kelihatan, kita tak mampu menggambarkan.
Contoh tadi itu kongkrit akal kita tak mampu menjangkau, apalagi yang berupa dogma perintah Allah berupa puasa, butuh keimanan untuk menjalaninya,” jelasnya.
Ketiga, doa nabi “Wassalamati”, ingin selamat. Ada banyak saudara kita mukmin yang sehat tapi tak begitu lancar puasanya, karena mereka mengalami gangguan keselamatan. Maka kita minta keselamatan, keselamatan badan, hati, negara kita dari berbagai gangguan.
Juga keselamatan dari gangguan setan. Setan yang diluar kita memang dikerangkeng saat bulan ramadhan, tapi kenapa ada kejahatan, karena yang di dalam diri manusia itu sendiri telah menjadi setan.
Yang keempat, kita minta kepada Allah “Wal-Islami” agar Islam kita kokoh, kuat, karena tak ada yang lebih berharga ketimbang Islam. Meskipun tinggi pangkatnya, banyak hartanya tapi mati tak membawa Islam tak ada gunanya. Jangan mudah tertipu oleh dunia, karena dunia memiliki dua sifat, mudah hancur mudah rusak, serta dunia hina, hina saat kita sudah meninggal dunia.
Maka, ramadhan mengajarkan kepada kita orang Islam agar selalu menguatkan keislamannya.
“Tak ada yang lebih berharga ketimbang Islam.” Jelasnya. (Zbr/Hb).