KECAMATANPRAGAAN.COM,PRAGAAN – Saat menyampaikan ceramah di Pangelen Prenduan, Selasa (16/01/2023) penceramah kondang KH. Muslih Adnan menyampaikan bahwa manajemen waktu adalah hal penting dalam kehidupan manusia.
Alquran kalau akan menyampaikan hal yang penting maka dimulai dengan sumpah. Hal yang sering dijadikan sumpah oleh Allah adalah masa, zaman atau waktu. Seperti waktu dhuha, masa, malam, fajar.
“Kenapa waktu dijadikan sumpah, karena sependek pendeknya waktu sejatinya panjang, hanya kita tak menyadarinya,’ tambahnya.
Kiyai Muslih menyampaikan contoh, tadi masih bicara sekarang sudah meninggal. Antara tadi dan sekarang tak lebih sehari. Sehingga waktu itu sering diibaratkan seperti pedang.
“Kalau pedang tak digunakan, maka waktu itulah yang akan memotong kita,” jelasnya.
Apa maksudnya, tambahnya, kalau kita masuk sore jangan menunggu pagi. Kalau sudah ada waktu membaca Alquran, bacalah!, takut nyawa kita tak sampai esok pagi.
“Kesempatan tak akan datang dua kali. Kalau sudah ingin melakukan kebaikan, bereskan. Kalau ada niat dan kesempatan hari ini, laksanakan,” pintanya.
Waktu terasa sedemikian cepat, padahal waktu tetap saja, hanya terasa cepat. Semoga rezeki kita lancar sehingga dapat mengerjakan kebaikan kebaikan.
“Doakan dulu lancarnya rezeki, baru kita menyuruh mereka melaksanakan ibadah,” tambahnya.
Selain itu Kiyai Muslih minta agar kita tak menjadi beban orang lain. Kata nabi, siapa orang yang mampu menutupi atau menjaga agama dan harta, silahkan. Hanya kita diminta, jangan jadi beban bagi orang lain.
“Semoga kalau kita datang kerumah orang, membuat orang yang dikunjungi gembira, bukan sedih karena kedatangan kita,” ujarnya.
Makanya, sahabat meski miskin menampilkan diri mereka seolah kaya agar tak jadi beban buat orang lain.
Kiyai Mushlih juga katakan bahwa banyak orang sukses karena niatnya yang bulat, sebab disepelekan oleh orang lain.
“Nabi Muhammad, contohnya, dicaci maki, dicemooh, disebut miskin, tapi nabi tak pernah menjawab dengan kata-kata, nabi menjawab dengan aksi nyata, sehingga orang percaya,” ungkapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatut Ta’limiyah ini juga berpesan agar seluruh amal kebaikan kita, diniati untuk kesalehan anak cucu kita.
“Kita niati tirakat untuk anak cucu kita untuk kemuliaan mereka. Tidak ada kebahagiaan bagi orang tua yang ada di alam kubur kecuali perbuatan baik dari anak anaknya,” jelasnya.
Selain ibadah amaliah yang kita laksanakan, beliau juga berpesan agar kita rajin mencari nafkah, karena ada dosa yang tak bisa ditebus dengan shalat dan puasa, tapi terkadang hanya bisa ditebus dengan kesungguhan mencari nafkah. (Zbr)