KIMKARYAMAKMUR.COM, PRAGAAN LAOK– Pada acara Pelantikan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pakamban Laok kecamatan Pragaan di kediaman K Kamiluddin Dusun Talon Pakamban Laok penceramah kondang Kiyai Khalilurrahman menyebut Jam’iyah Nahdlatul Ulama sama dengan air, selalu tawaduk mengalir sampai jauh.
“Seorang yang tawaduk wajahnya selalu berseri-seri. Jangan ditanya wajah berseri karena punya uang? tidak. Berseri karena tawaduk,” jelasnya Kamis (05/10/2023).
Pengurus Nahdlatul Ulama menyampaikan bahwa sifat air yang selalu tawaduk itu karena mengikuti akhlaq nabi Muhammad SAW. Nabi, katanya sekalipun kepada orang kafir menyayangi, padahal orang kafir selalu memusuhi nabi. Nabi tak pernah menyakiti orang kafir kecuali dalam perang.
“Nabi tahu posisi kapan perang kapan diluar perang. Di perang memang tak ada aturan, kalau membunuh ya membunuh, perang karena diperangi. Berbeda dengan diluar perang dimana nabi selalu menyayangi meski kepada kafir,’ tegasnya.
Karena akhlaq nabi yang luar biasa tawaduknya itu maka banyak orang non muslim kepincut dan masuk Islam. Mantan Bupati Pamekasan ini lalu menyebut seorang non muslim Leopold Werner von Ehrenfels seorang psikiater sekaligus neurology berkebangsaan Austria akhirnya masuk Islam karena menemukan kebenaran Islam secara ilmian salah satunya dalam wuduk.
Leopold menyebut wuduk itu istimewa, wuduk itu baik mulai membasuh muka, tangan, sebagian kepala sampai dua kaki.
“Kepala dan Wajah pusat refleksi syaraf, demikian juga tangan dan kaki,” jelasnya.
Bahkan kenapa sunnat wudhu itu cuci tangan 3 kali, kita baru tahu pentingnya mencuci tangan saat pandemi Covid-19 kita diharuskan cuci tangan.
“Tangan pusat penyakit sehingga tangan patut dicuci selalu, dan itu dibuktikan secara ilmiah oleh ahli non muslim,” jelasnya.
Selain membasuh tangan para ahli non muslim juga menemukan keistimewaan lainnya dari sunnah wudhu yaitu berkumur tiga kali, menghirup air dari hidung sebanyak tiga kali baru masuk kedalam fardhunya wuduk.
Kiyai Khalilurrahman juga menyebut keluhuran akhlaq nabi tidak memusuhi orang lain lau tercermin dalam akhlaq pendiri Nahdlatul Ulama Kiyai Haji Hasim Asy’ari.
“Pendiri NU ingin menerapkan akhlaq nabi dengan mendirikan Nahdlatul Ulama.” Jelasnya. (Zbr/Zy).