KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Pragaan hari ini Kamis (31/03/2022) mengajarkan cara mengurus janazah bagi pengurus Tim Penggerak PKK desa Se Kecamatan Pragaan. Bertindak sebagai penyaji Nyai Hj. Najmah Hidayati Ketua PAC (Pimpinan Anak Cabang) Muslimat Nahdlatul Ulama Pragaan.
Menurut Nyai Najmah sapaan akrabnya, sosialisasi cara mengurus janazah diajarkan berguna agar janazah perempuan nantinya tidak diurusi oleh laki-laki yang bukan mahramnya. Meski terlihat sederhana namun mengurus mayit bukanlah hal yang setiap orang bisa melakukannya. Pada umumnya pekerjaan ini diserahkan oleh ahli waris mayit kepada kiyai atau nyai di kampung.
“Karena itu kita belajar, agar TP PKK Pragaan bisa membantu mengurus janazah,” tuturnya.
Hukum mengurus janazah, tambahnya, fardu kifayah. Dengan hukum ini, sekiranya ada orang muslim meninggal dan sudah ada yang merawat jenazahnya, maka gugurlah kewajiban umat muslim yang lain.
“Demikian juga sebaliknya, kalau ada orang meninggal tidak ada yang mengurus janazahnya, maka dosa semuanya,” ujarnya.
Sosialisasi mengurus janazah dimulai dari sejak memandikan mayat, mengkafani, mensalati dan menguburkan. Alat simulasi yang digunakan sebagai peraga sudah dibawa dari rumah beliau.
“Saya buat simulasinya dari semalam untuk memudahkan. Meski saya sering mengurus janazah, saya kadang juga masih takut bayang bayang mayat terutama saat saya di kamar mandi,” ujarnya.
Sebelum mayat dimandikan diusahakan ada remasan daun Bidara, manfaatnya bisa menghilangkan bau si mayat, dan menghilangkan licin saat dimandikan pakai sabun.
“Saat dimandikan, jangan memasukkan lelaki yang bukan mahram. Hindari meratapi si mayat. Jangan ada air mata yang menetes,” jelasnya.
Keluarga yang memandikan harus dengan lembut, jangan kasar. Setelah dimandikan maka disucikan, mayat diambilkan wudhu’ untuk menghilangkan dari hadas kecil, dan juga dimandikan mandi besar untuk menghilangkan hadas besar.
Beliau jelaskan bahwa jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki berbeda dengan perempuan. Kalau laki-laki dikafani dengan 3 lapis kain. Sedangkan jenazah perempuan dikafani dengan 5 lapis kain.
“Ukuran disesuaikan dengan ukuran janazah, karenanya janazah diukur dulu sebelum kain kafannya dijahit,” jelasnya.
Saat janazah diikat ikatannya jangan terlalu erat. Filosofinya saat janazah di kuburkan setelah meninggal dunia, maka kita sejatinya lepaskan segala urusan dunia karena akan menghadap kepada Allah SWT.
Sediakan kapas secukupnya yang diberi wewangian kayu cendana untuk menutupi lubang dan anggota sujud seperti lubang di muka, kemaluan, kedua buah dada, kedua telinga, kedua tumit, dan kedua siku-siku tangan.
“Kalau sudah masuk ke liang kubur maka tubuh kita akan dimakan ulat, karena itu kita perlu memberikan kapas dan wewangian cendana. Hanya orang orang pilihan yang tidak dimakan ulat di bumi.” Jelasnya. (Zbr/Hb).