KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Mengapa Yogya terbilang istimewa? Setidaknya itu kata yang diungkap oleh pemandu wisata Saudara Firdaus mengenalkan Yogyakarta pada peserta Study Tour ibu-ibu TP-PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep pada hari pertama perjalanan menuju Wisata Bumi Merapi Selasa (08/03/2022).
Yogya nama panjangnya Ngayogyakarto Hadiningrat, adalah nama kerajaan Yogyakarta. Seluruh daerah setingkat provinsi di Indonesia dipimpin seorang gubernur, tapi untuk wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) beda, dipimpin oleh seorang Sultan.
“Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813,” ujarnya.
Sekarang kesultanan Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono Ke-X. Berbeda dengan raja sebelumnya beliau hanya punya satu orang isteri. Adapun raja sebelumnya selirnya banyak.
“Namun demikian beliau tidak memiliki putera laki-laki sebagai putera mahkota. Yang ada hanya Puteri, sehingga sempat diwacanakan ada ratu meski ditentang oleh saudara-saudaranya,” jelasnya.
Rasanya memang tidak salah jika Yogyakarta mendapat status sebagai Daerah Istimewa mengingat ada banyak keistimewaan didalamnya.
Yogya istimewa karena punya banyak alasan, salah satunya karena punya kerajaan, kitab dan situs peninggalan sejarahnya yang banyak. Ada Candi Prambanan sebagai candi Hindu, ada juga Candi Borobudur sebagai Candi Budha terbesar di dunia.
“Pemerintah merencanakan kedepannya sebagai kunjungan peribadatan agama Budha seluruh dunia,” jelasnya.
Meski kota ini kini sudah banyak mendapat sentuhan modernisasi, tapi Yogya tak pernah berusaha melepaskan jati dirinya, masih melestarikan budayanya secara turun menurun. Keistimewaan Yogyakarta yang utama, masih kental dan teguh dengan adat budaya Jawanya.
Terbukti hingga saat ini Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat masih berdiri, Sultan sebagai raja mengayomi warganya dengan baik, ritual seperti Grebek Maulud atau Sekaten rutin dilakukan setiap tahunnya, dan lain-lain.
Di Yogyakarta juga ada banyak universitas, ada UGM (Universitas Gajah Mada), ada UIN Sunan Kali jogo.
“Pastinya ada sekitar 130 universitas di Yogyakarta yang memberikan warna bagi kekayaan intelektualnya,” tuturnya.
Kebanyakan perguruan tinggi di sini gedungnya bagus, mutunya terjamin, dan berakreditasi bagus. Dengan demikian banyak pelajar dari berbagai kota di Indonesia yang menjadikannya sebagai kota tujuan untuk menimba ilmu.
“Di kota inilah Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa,” tambahnya.
Di Yogyakarta ada juga gunung teraktif di dunia, yaitu Gunung Merapi. Ada lahar yang meleleh keluar, tapi masih bisa dikunjungi karena belum ada peringatan bahaya dari Pemerintah.
“Kita akan berkunjung ke Wisata Bumi Merapi salah satu agrowisata yang cocok karena ada macam-macam binatang, spot foto dan lain-lain,” tambahnya.
Firdaus sang pemandu wisata terus bercerita dengan nada guyon. Oh ya, saat letusan gunung merapi, ada kejadian aneh satu desa hancur semua, namun ada salah satu rumah warga yang masih utuh, yaitu rumah janda kembang. Setelah diteliti ternyata dirumah janda ini ada stiker tolak angin.
“He..hee… tertipu kan. Ini cerita guyon lho ya ibu-ibu, hanya mencairkan suasana,” ketawanya pecah, kamipun tertawa bersama-sama. (Zbr/Hb).