Dua Kades Millenial Bicara Tentang Peran Pemimpin Muda

oleh -8 Dilihat

KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Dua pemimpin muda digambar ini adalah Kepala Desa di kawasan timur Kecamatan Pragaan, yaitu Muhammad Romli, SE. Kepala Desa Aeng Panas dan Eko Wahyudi Kepala Desa Prenduan Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep. Ada lagi satu Kepala Desa di ujung timur Pragaan Kepala Desa Karduluk Ahmad Faruq yang kebetulan tidak ikut terpotret saat pengambilan gambar.

Bukan hanya dua Kepala Desa tersebut, kalau secara umum di Pragaan ada beberapa Kepala Desa muda lainnya yang masih berusia di kisaran 30 tahun yang sudah dipercaya rakyat tampil mengurus ragam aktifitas pemerintah desa yang padat, berat dan penuh resiko, karena taruhannya adalah jabatan.

Namun demikian, makin kesini warga desa di Kecamatan Pragaan semakin menyadari realitas untuk menaruh nasib dirinya pada kepemimpinan dari kalangan muda.

“Mungkin maksudnya pemimpin muda diharapkan manjadi tenaga lokomotif pemerintahan yang lebih berani, gesit, cakap, inovatif dan progresif,” ujar Kepala Desa Aeng Panas Muhammad Romli, SE. Sabtu (05/02/2022) saat ditanya KIM Karya Makmur perihal urgensi pemimpin dari kalangan millenial.

Di usianya yang masih muda, dalam 1 tahun pemerintahannya, Ramli sudah terlihat bergeliat membangun perubahan yang siginifikan disana-sini. Bumdes yang sebelumnya lesu, seolah bangkit sebagai gerakan ekonomi mandiri desa, tiba-tiba tampil dengan warung kuliner di kawasan wisata mangrove yang sarat fanorama laut yang segar.

“Ya, kita tak bisa terus bergantung ke negara melalui Dana Desa (DD) atau ADD (Alokasi Dana Desa). Kita harus mencoba terobosan kemandirian desa melalui warung kuliner. Ternyata ledakan pengunjung luar biasa,” ujarnya.

Selain itu banyak program infrastruktur yang terlihat tampil menjulang di desanya terutama dari program Pokmas APBD maupun program Bantuan Keuangan (BK) yang menyasar lembaga pendidikan, fasilitas umum, termasuk tebing sungai Agung Ahmad yang banyak diziarahi warga.

Inovasi Kecamatan Pragaan

“Perbaikan fasilitas wisata religi harus kita perhatikan. Karena itu masa depan desa dan bangsa, untuk penguatan budaya dan peradaban desa,” jelasnya.

Kalau kepemimpinan enam tahun, dan baru satu tahun berjalan maka masih terbuka lebar waktu untuk dirinya melakukan berbagai inovasi positif. Kesempatan bagi pemimpin desa untuk memanfaatkan daya ungkit kaum muda dalam kancah pemerintahan, untuk menopang pembangunan nasional dan daerah.

Di Desa Prenduan juga saat ini sedang dipimpin Eko Wahyudi, seorang pemimpin mida yang belum genap umur 30 tahun, beliau hadir dipilih secara demokratis menggantikan ayah mertua yang keburu dipanggil Allah SWT. sebelum usai tugas kepemimpinannya.

Usianya masih sangat muda, memimpin lebih 17.000 penduduk dengan kompleksitas persoalannya yang tentu tidak ringan. Permasalahan desa semakin hari kian kompleks dan menantang. Tentu ini kesempatan bagi generasi muda untuk duduk sebagai policy maker guna mengatasi persoalan yang ada.

“Karakter pemuda, katanya sih, punya semangat kejuangan yang tinggi, agresif, tanggung jawab, kesatria, serta memiliki daya kritis yang luar biasa, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis dan futuristik. Pokoknya banyak dech,” ucap Kades muda Prenduan Eko Wahyudi saat dijumpai usai mengikuti kegiatan Pembinaan Keuangan Desa di Kecamatan Pragaan tempo hari.

“Ini tentu jabatan strategis, tapi juga amanah dan tugas berat, terutama dalam memahami psikologi kaum muda yang kini sangat berbeda akibat gelombang inovasi teknologi. Apalagi Prenduan desa industri yang gerakannya cepat, butuh pendekatan digitalisasi, tak boleh liner,” ujarnya.

Menghadapi warga yang jumlahnya besar, padat dan majemuk, maka berpikir dalam memahami budaya dan kompleksitasnya juga memiliki tantangan tersendiri.

“Disitulah kali, peran pemimpin muda tertantang karena hidup di era dan usia yang sama, sehingga pendekatan pemecahan dan pengelolaan permasalahan diharapkan lebih selaras dan efektif,” jelasnya.

Kalau menilik dari sejarah, sebutnya, banyak sekali tokoh pemuda yang kemudian lahir sebagai pemimpin besar di masa perjuangan kemerdekaan.

“Soekarno, Hatta, Syahrir, Natsir, Tan Malaka, Wahid Hasyim, menjadi pemimpin di usia muda dan terus matang sejalan usia dewasa. Hanya, pemuda butuh dibimbing dan diarahkan, jangan disepelekan. Beri kesempatan ia berbuat,” tuturnya.

Harus diakui, katanya, bahwa banyak sekali perubahan besar di negeri ini, termasuk di berbagai desa di Indonesia dimulai dari gerakan kalangan muda.

Terlebih, kalau kita membaca perubahan struktur penduduk Indonesia yang akan mengalami bonus demografi, dimana generasi produktif kaum muda kian meledak.

Bonus demografi yang dimaksudkan adalah sebuah kondisi di mana usia produktif warga antara umur 15 sampai 64 tahun jauh lebih besar dari usia tidak produktif.

“Kita akan menerima ledakan masyarakat usia produktif, yang akan menggerakkan bangsa termasuk desa, dimana kekuatannya bertumpu pada usia muda. Generasi ini nanti yang akan menjadi generasi emas di masa depan. Kita harus persiapkan dari sekarang,” tambahnya.

Perbincangannya mengenai pemimpin muda, katanya, bukan dalam arti menafikan tokoh pemimpin yang lebih senior yang lebih dewasa dalam berfikir dan bersikap.

“Mereka semua adalah para guru-guru kita yang kenyang makan pahit getirnya kepemimpinan. Tentu kita perlukan pengalaman dan bimbingannya setiap saat,” jelasnya.

Mereka adalah para mentor atau partner yang telah kenyal bergulat dengan tantangan yang luar biasa, memiliki jam terbang pengalaman yang tinggi dan berbeda dalam menghadapi setiap fenomena dan dinamika.

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia,” katanya memetik dawuh Bung Karno sembari tersenyum simpul.

Seberapapun muda umurnya dan seberapapun kuat energinya, tanpa didukung oleh rakyat yang dipimpinnya maka pemimpin muda, menurutnya, tak akan berarti apa-apa.

“Pemimpin baru ada gunanya, jika rakyat yang dipimpinnya patuh dan mau bergerak bersama dalam satu gelombang perubahan.” Jelasnya. (Zbr/Hb).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.