KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (KB) Pragaan mengadakan Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dilaksanakan selama dua hari Rabu dan Kamis (15 dan 16/12/2021) bertempat di pendopo Kantor Kecamatan Pragaan.
Kegiatan tersebut terbagi dalam dua angkatan. Angkatan I (pertama) terdiri dari 21 Tim sebanyak 63 orang. Per Tim sebanyak 3 orang terdiri dari Bidan/tenaga kesehatan, kader PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), kader KB (Keluarga Berencana)/Kader pembangunan lainnya.
Angkatan II (kedua) dilaksanakan hari Kamis (16/12/2021) terdiri dari 22 orang Tim sebanyak 66 orang.
“Jadi total di Kecamatan Pragaan 43 tim, sebanyak 129 orang,” ujar H. Zuhdi Koordinator Penyuluh KB Pragaan.
Tim Penyaji dalam kegiatan tersebut adalah Ibu Nur Halimah Amd. Keb. (Bidan koordinator Puskesmas Pragaan), dan juga bapak Yuskinau Fendi, SKM. (Penyuluh KB Kabupaten Sumenep)
Dijelaskan oleh H Zuhdi, bahwa inti kegiatan orientasi ini adalah BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) menginisiasi dibentuknya TPK (Tim Pendamping Keluarga) dalam upaya percepatan penurunan stunting.
TPK (Tim Pendamping Keluarga) terdiri dari 3 unsur yaitu Bidan, tenaga kesehatan, Kader PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan Kader KB (Keluarga Berencana).
“Tugas utama dari TPK (Tim Pendamping Keluarga) yaitu melakukan penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan deteksi dini faktor-faktor resiko stunting di desa,” ujar H Zuhdi kepada KIM Karya Makmur.
H. Zuhdi sebagai penyuluh di tingkat kecamatan sangat menyambut baik dibentuknya TPK (Tim Pendamping Keluarga), karena dengan adanya kolaborasi antara bidan, kader PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan kader KB (Keluarga Berencana) tersebut percepatan penurunan stunting di Kecamatan Pragaan khususnya dan di Kabupaten Sumenep pada umumnya akan segera teratasi.
Beliau jelaskan bahwa salah satu fokus gerakan pemerintah saat ini adalah penanganan stunting.
“Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya,” tambahnya.
Kerja tim nantinya, kata beliau, untuk mengatasi melakukan stimulasi dini perkembangan anak, memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita, rutin memantau pertumbuhan perkembangan balita, memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk anak. (Zbr/Hb).