KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Sejumlah elemen tokoh masyarakat di Pragaan menyampaikan ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2021. Ucapan itu banyak beredar di media sosial sebagai bentuk penghargaan pada tokoh pejuang yang telah memuncakkan kebebasan dari penjajah yang datang kembali setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya,” tutur Ir. Soekarno dikutif Camat Pragaan pada meme yang beredar, Rabu (10/11/2021).
Sementara Kepala Desa Aeng Panas Muhammad Romli, SE. juga menyampaikan Selamat Hari Pahlawan dengan ungkapan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. Ir. Soekarno,” kutibnya dalam meme yang berseliweran di berbagai platform media.
KIM Karya Makmur dan Radio Permata FM juga mengucapkan hal yang senada di akun media sosialnya, mengetengahkan ungkapan Sang Panglima Jenderal Sudirman, “Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi,’
Semua tahu bahwa tanggal 10 November disebut Hari Pahlawan, sebuah peristiwa penting dalam perjalanan sejarah perjuangan rakyat Indonesia melawan tentara Inggris yang kemudian kita kenal dengan pertempuran maha dahsyat Surabaya.
“10 November 1945 dengan pertempuran dahsyat itu ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959 oleh Presiden Soekarno,” ujar penasehat KIM Karya Makmur Zubairi El-Karim saat ditanya sejarah Hari Pahlawan.
Negara sudah menaikkan bendera proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, tapi pertengahan September, tentara Inggris AFNEI mendarat lagi di Jakarta dan bergerak ke Surabaya pada tanggal 25 September 1945. Mereka datang membonceng tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Kedatangannya bukan hanya ingin melucuti tentara Jepang dan melepaskan tawanan, tapi juga ingin mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.
Warga Surabaya dan warga sekitar yang berada pada radius 94 Km marah besar. Itu penghinaan atas kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.
“Tanggal 30 September 1945 ada bentrok kecil menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas,” ujarnya mengingat sejarah.
Pengganti Mallaby, Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum agar warga Surabaya meletakkan senjata, menyerah hingga batas ultimatum pada pukul 06.00, pada tanggal 10 November 1945. Jika tidak, Surabaya akan dibumihanguskan.
“Rakyat Surabaya marah besar dengan ancaman itu. Terjadilah pertempuran hebat 10 November 1945. Janji Surabaya akan hangus dalam tiga hari, tak terbukti. Perang terjadi sampai tiga minggu.,” ungkapnya.
Penggerak rakyat Surabaya saat itu dipelopori Hadratus Syekh KH. Moh. Hasyim Asyari, KH. Wahab Hasbullah, KH. Abbas Buntet Cirebon sebagai panglima perang dan juga tokoh nasionalis Bung Tomo,” tuturnya makin dalam.
Kita tak boleh berhenti di ucapan ‘Selamat Hari Pahlawan’ saja. Sikap kepahlawanan mempertahankan kemerdekaan ini harus kita wariskan pada anak-anak kita.
“Sikap kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, dan melakukan kewajiban dan hak harus mewujud menjadi kerja keras dengan segala potensi dan profesi kita. Dulu mereka berkorban nyawa, darah, dan air mata. Saat ini kita berkorban waktu, tenaga, dana, fikiran meraih ilmu, keterampilan hingga merefleksi menjadi kerja nyata, menjadi kemakmuran buat rakyat di sekitar kita. Itulah Hari Pahlawan sesungguhnya.” pungkasnya. (Zbr/@wi).