KIMKARYAMAKMUR.COM, Aeng Panas – KH. Musyfiq Madim Penceramah kondang dari PP. Al Karawi Karay Ganding Sumenep, pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Agung Ahmad dan Agung Mahmud Aeng Panas menjelaskan peran ulama dalam kehidupan.
Beliau katakan bahwa tujuan pokok kita hidup di dunia sebab adanya baginda Rosulillah SAW. Dan cara menyambung frekuensi kita kepada Rosulillah lewat sambungan kepada para ulama.
Nabi pernah bertanya pada malaikat Jibril perihal siapa yang disebut ulama itu? Jibril menjawab bahwa ulama adalah orang yang dipercaya oleh rosulillah SAW.
Bahkan Jibril pernah berkata pada Rosulillah SAW. seandainya aku diberi pemilihan menjadi manusia, aku ingin menjadi umat Rosulillah Muhammad SAW, karena sedikit amal tapi balasannya dari Allah sangat berlimpah.
“Kita umat rosulillah sebagai umat pilihan, sedikit amal, banyak ganjaran, karena kita mendapatkan ilmu dari ulama,” ujarnya.
Beliau lanjutkan, bahwa dimana ada ilmunya ulama, dimana ada majelis ta’lim, disitu ada malaikat yang selalu hadir, namanya malaikat Sayyarah. Bahkan Sayap malaikat dihampar selebar-lebarnya untuk orang yang mengaji ilmunya ulama.
“Ada pekerjaan yang tampak ringan tapi balasannya besar, yaitu dengan mujalasatul ulama (duduk dengan ulama),” jelasnya Ahad (07/11/2021).
Selain itu, barokah dari Allah datang sebab berkumpul dengan majelis ulama, sesaat saja waktunya, meski tak sempat menulis sepatah kata, masih lebih baik daripada kemerdekaan seribu orang budak.
Beliau juga mengajak mencintai Nabi Muhammad SAW. yang berkebangsaan arab.
“Kita mencintai arab karena tiga alasan, Pertama, karena rasulullah orang arab. Kedua, karena bahasa al-Qur’an bahasa Arab. Ketiga, karena bahasa surga nanti bahasa Arab,” jelasnya.
Beliau juga jelaskan tentang kasih sayang nabi Muhammad pada umatnya yang begitu dalam, bahwa setiap umat nabi akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Nabi ditanya, siapa yang tidak mau masuk surga Ya Rosulallah? Nabi menjawab “Man atha’ani daholal jannah, waman ashani faqad aba”. Artinya orang yang taat kepadaku masuk surga, orang yang tidak taat kepadaku maka dialah orang yang tidak mau diajak masuk surga.
“Indahnya bahasa nabi, yang tidak taat bukan divonis masuk neraka, tapi disebut hanya tidak mau masuk surga. Artinya masih selalu diharapkan taat yang bisa mengantarkannya masuk surga,” ungkapnya.
Beliau juga jelaskan bahwa segala sesuatu tergantung maksud penciptaan Allah.
‘Kullum ri’in muyassarun lima khaliqa lahu’. Allah memberi kemudahan tergantung dari ciptaannya. Kalau kita diinginkan ahli surga, maka kita akan diberi kemudahan untuk selalu melakukan pekerjaan baik.
“Sebaliknya kalau kita selalu melakukan maksiat berarti tafsirnya kita dikehendaki masuk neraka, kecuali segera bertaubat,” jelasnya.
Kita mencintai ulama, karena ulama yang nyambung cintanya kepada kanjeng nabi Muhammad SAW.
“Mau lewat mana menyambung cinta ke kanjeng nabi kalau tidak melalui ulama?” jelasnya.
Kata kitab Hikam, kalau kamu ingin tahu kelasmu dihadapan Allah, maka lihatlah pekerjaanmu saat ini. Kalau kita senang melakukan kebaikan, berarti kita dikehendaki masuk surga, begitupun sebaliknya.
Ada cerita, malaikat Jibril bertemu orang setelah ditimbang amal baik dan buruknya, orang ini amal buruknya lebih berat, lalu Jibril memanggil malaikat Zabaniyah (tukang siksa) untuk memasukkan orang itu kedalam api neraka. Namun malaikat Jibril diminta Allah untuk menanyakan beberapa hal, antara lain apakah pernah bertemu dengan ulama? Tidak. Namanya apakah sama dengan nama ulama? Tidak. Terakhir orang itu ditanyakan apakah pernah berjalan di jalan yang sering dilewati ulama? Orang itu menjawab pernah. Sebab jawaban itu, maka Allah memerintahkan untuk memasukkan orang itu kedalam surga atas rahmat Allah dan barokahnya ulama.
“Semoga kita semua dapat keberkahan ulama yang bisa membawa syafaat nabi.’ Pungkasnya. (Zbr/Hb).