KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Kalau kita memasuki kecamatan paling barat di Kabupaten Sumenep kita akan bertemu dengan seorang Camat yang santun, berwibawa, hangat bersahabat.
Namanya Darus Salam. Darun artinya rumah, Assalam artinya kedamaian. Nama Darus Salam menggambarkan gerbang pribadi yang damai penuh solusi. Damai dalam segala hal.
Menjadi Camat untuk 14 desa bukanlah barang mudah, tentu selalu saja ada hal-hal yang menjadi kerikil, namun pribadi yang damai akan selalu menemukan ruang pemecahan. Masalah yang rumit selalu mampu diselesaikan dengan santai, cepat, sigap penuh semangat.
Membaca berbagai masalah olehnya tak selalu didekati dengan akal logika, tapi juga dengan pendekatan spritual yang transendental. Saat ada beberapa anak buahnya sakit, ia segera mengetuk pintu langit dengan mengundang tokoh agama beristighasah.
Sosoknya sungguh hangat dan bersahabat. Penampilannya simpel dan sederhana. Bertemu dengannya seolah tak langsung memberikan kesan seorang pejabat papan atas. Biasa saja, bisa ngobrol di warung kopi dan dimanapun.
Berkomunikasi dengannya juga tak ada kesan formalitas yang rumit. Setiap individu dilayani dengan penuh santun, tanpa membedakan status kepangkatan, tingkat kekayaan apalagi memanfaatkan peluang yang ada.
“Kalau bisa dibuat mudah, kenapa harus dipersulit,” ungkapnya sambil tersenyum, Jumat (29/10/2021).
Beliau dilahirkan di Sumenep, tanggal 11 Maret 1964 dari seorang Ibu bernama Kiftiyan dan seorang ayah yg yang penyayang bernama Moh Adnan (almarhum). Isterinya bernama Sri Susanti guru di MIN Tarate Kementerian Agama Kabupaten Sumenep.
Pendidikan Dasar, menengah dan tingkat atas diselesaikan di Kabupaten Sumenep. Sarjana Strata dua beliau habiskan di Unipra (Universitas WR. Supratman) Surabaya. Terakhir pada tahun 2016 beliau mendapat tugas belajar pendidikan Profesi Kepamongrajaan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jakarta. Sebuah lembaga pendidikan tinggi milik pemerintah yang bergerak di bidang kepamongprajaan untuk menghasilkan kader pemerintahan yang berkompeten, berkarakter, dan berkepribadian. Lulus dari IPDN itulah akhirnya beliau dipromosikan menjadi Camat di Kecamatan Raas Tahun 2017.
Berada di posisi puncak baginya bukan tanpa proses. Orang nomor satu di kecamatan Pragaan itu mengaku menapaki karier kepegawaian dari bawah. Dimulai dari menjadi staf hingga Camat. Semua dilalui di Kantor Kecamatan. Semula beliau bertugas di Kecamatan Gili Genting, kemudian pindah ke Kecamatan Pragaan, bergeser ke Kecamatan Dungkek, dan terus naik menjadi Camat di Kecamatan Raas.
Kini beliau kembali lagi ke tugas semula di Kecamatan Pragaan sejak bulan Nopember 2018. Tapi kala itu datang bukan menjadi lagi sebagai staf, melainkan sebagai seorang Camat. Jabatan bergengsi yang sering didambakan banyak pejabat.
“Saya mengerti suka dukanya menjadi staf. Saya selalu berusaha memahami kesulitannya karena saya pernah mengalaminya menyelesaikan masalah teknis. Bukan langsung naik jadi Camat,” kenangnya menjadi staf.
Sekalipun jabatannya seorang Camat, tapi tak membuat dirinya angkuh dan sombong, justru makin membuatnya menunduk dan baik bagi semua orang. Bak pepatah Padi, makin berisi makin merunduk. Begitulah perumpamaan yang pantas diberikan untuk kerendahan hati seorang Darus Salam.
Pak Camat yang selalu tampil simpel ini tak hanya pintar mengatasi berbagai problem kecamatan, tapi juga layak disebut sebagai Pemimpin Masa Depan. Ia mengerti benar tugas dan tanggung jawabnya sebagai camat guna melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Terutama dalam penyelenggaraan tugas umum bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
“Tugas saya membina pemerintahan desa, menjaga ketenteraman dan ketertiban wilayah kecamatan, membina perekonomian serta
pembinaan sosial dan kesejahteraan rakyat,” ujarnya saat ditanya seputar tugas.
Tak hanya itu beliau mengaku tugas bidang kesehatan akhir-akhir ini menyita perhatiannya, yaitu agar vaksinasi tercapai siginifikan untuk menciptakan herd immunity masyarakat.
“Tiap hari kami turun memantau pelaksanaan vaksinasi dan mencari terobosan agar segera terbangun kesadaran masyarakat,” tambahnya lagi saat ditanya hal percepatan vaksinasi.
Selain itu katanya, beliau juga bertugas untuk melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
“Tidak mudah menjadi pemimpin. Setiap waktunya dihabiskan memeras otak untuk dapat menyelesaikan tugas tanpa beban dan tuntas.” pungkasnya. (Zbr/Bdr).