KECAMATANPRAGAAN.COM, PRGAAN – Penjabat Kepala Desa Pakamban Laok Ach. Subairi Karim saat memberikan sambutan dalam acara Khatmil Qur’an memperingati Harlah Ke-101 Nahdlatul Ulama Ranting Pakamban Laok meminta agar pengurus ranting membangun kemandirian organisasi.
Kemandirian organisasi disebutnya sudah dimulai para muassis NU sejak dahulu bahkan sebelum NU berdiri.
“Sejak sebelum NU berdiri para muassis mendirikan Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan, dan Nahdlatut Tujjar sampai NU berdiri 1926, orde lama orde baru gerakan NU gerakan kemandirian, dari banyak orang, sedikit tapi konsisten. Begitu orde reformasi berubah ke gerakan funding, pakai proposal. Dari sedikit orang maunya banyak,” ujarnya menjelaskan pasang surut gerakan kemandirian NU, Jumat malam (26/01/2024).
Nahdlatul Ulama abad kedua, katanya, mencanangkan kembali gerakan kemandirian agar NU tidak tergantung kepada kekuatan lain diluar potensi dan kemampuannya sendiri.
Penjabat Kepala Desa Pakamban Laok yang juga Wakil Ketua PCNU Sumenep ini menceritakan kemandirian NU yang ia jumpai sejak awal jadi pengurus MWC NU Pragaan tahun 2000-an.
“Apabila ada kegiatan, para pengurus biasa urunan kopi, air, snack bahkan kambing dan nasi. Kesadaran itu terbangun dari dalam pengurus, memberi contoh, yang lain baru mengikuti. Kemandirian itu jangan hilang, kita harus kuatkan kembali, misalnya dengan gerakan koin atau cara lain,” ucapnya.
Dengan gerakan kemandirian yang disadari bersama itu, maka diharapkan NU Ranting Pakamban Laok semakin kuat baik secara jama’ah maupun jam’iyah.
“Jamaah dan jam’iyah secara bersamaan harus kuat. Potensi kader yang duduk di pemerintahan diharapkan bisa menopang program strategis yang dicanangkan.” Pungkasnya. (Zbr)