KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Disamping kegiatan Pemantauan dan Pembinaan terhadap pelaksanaan Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) yang dilaksanakan secara integrasi dengan Posyandu Remaja dan Lansia di dusun Cecek Prenduan, Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep bertemu dan berdiskusi serius dengan Tim Lintas Sektor Kecamatan Pragaan di Lembaga Pendidikan Nurul Makmur Dusun Cecek Desa Prenduan, Rabu (30/08/2023)
Pemimpin diskusi Ibu Kusmawati Kabid P2P (Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep mengatakan bahwa kasus TB di Indonesia adalah terbanyak kedua setelah India. Sedangkan di Indonesia terbanyak kedua TB ada di Jawa Timur.
“Dan di Jawa Timur, terbanyak kedua ada di Sumenep. Ini tantangan nyata bagi kita, karena ini penyakit menular,” ungkapnya menyadarkan peserta Diskusi.
Beliau menyebut gamblang bahwa data sampai bulan Juni 2023 berjumlah 2.300 penderita yang terkena TB.
“Kasus Covid-19 selesai, muncul lagi TBC di Sumenep. Jumlahnya sebanyak 2.300 orang. Ini masalah kita semua, dan kita harus bertindak cepat agar tak semakin banyak yang ketularan,” pintanya meyakinkan.
Sementara beliau mengungkap fenomena bahwa selama masa Pandemi Covid-29 lalu banyak penderita TB yang putus berobat sementara dalam tubuhnya masih terpapar TB.
“Bagi yang putus berobat, maka dia resisten dengan obat sehingga pengobatannya butuh waktu minimal 6 bulan,” jelasnya.
Pihaknya meminta Tim di Kecamatan dan Desa untuk segera bergerak antara lain membentuk Tim Percepatan Pemberantasan TB, Membentuk Kader TB di Kecamatan dan Desa, serta menyediakan anggaran yang cukup untuk melakukan sosialisasi dan transport pendampingan di kecamatan dan desa.
“Musrenbangdes untuk Tahun Anggaran 2023 harus menganggarkan Biaya Percepatan Pemberantasan TB, karena ini menyangkut.penyakit menular dan kesehatan orang banyak,” tuturnya.
Pihaknya minta kepada Tim Kecamatan dan Kepala Desa untuk satu gerakan dengan kabupaten guna menuntaskan masalah TB ini.
“Mohon kepada Kepala Desa, BPD, Bidan Desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, RT/RW, dan semua stakeholder yang ada di desa serius menangani penyakit menular ini. Ini bukan main-main.” Pintanya. (Zbr).