Eko Wahyudi, Kepala Desa Prenduan Kuak Seni Menjadi Pemimpin Untuk Melayani

oleh -8 Dilihat
KIMKARYAMAKMUR.COM, Bali – Seolah tak mau kalah dengan rekan sejawatnya kades Rombasan, Eko Wahyudi Kepala Desa Prenduan sang pemimpin muda ini juga pegang microphone bernyanyi menghibur rombongan tour kepulangan dari pulau dewata Bali, Senin (27/02/2023).
Usai bernyanyi dengan tajuk lagu Mutiara Hidupku, dengan sambutan yang hangat, Kades muda ganteng ini kepada KIM Karya Makmur mengatakan bahwa bernyanyi bagian dari cara melatih diri seni memimpin. Ada yang disebut dengan pemimpinan sebagai suatu seni, atau seni memimpin. Pemimpin sebagai seni katanya memimpin sebagai upaya menciptakan kesesuaian paham, kemauan dan gerakan yang sama dengan anak buahnya dan orang orang yang dipimpinnya.
“Setiap pemimpin melalui kerja sama yang sebaik-baiknya harus mampu membuat bawahan bekerja sama untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan,” ujarnya santai.
Kades muda yang mempunyai warga lebih 17 ribu ini mengatakan bahwa memimpin itu juga seni membangun kultur, memberi motivasi dan inspirasi, menawarkan cara pandang baru agar orang lain menjadi lebih bersemangat bekerja dan berbuat untuk tujuan panjang kesejahteraan warga.
“Menurut saya, memimpin adalah seni melatih kesabaran. Jadi, pemimpin harus sabar, harus siap menanggung resiko. Kesabaran tidak sebatas mengolah emosi, karena arti sabar itu sangat luas. Maka biarkan seni mengalir dalam diri kita untuk menggali cara cara progresif melayani warga,” ungkapnya lagi sembari tersenyum menjelaskan seni memimpin.
Kades muda yang terpilih secara PAW (Pergantian Antar Waktu) menggantikan ayah mertuanya ini juga menyebut bahwa Seni memimpin ini sama dengan tagline Bupati Sumenep “Bismillah Melayani”, menjadi pemimpin artinya menjadi pelayan lebih dahulu bagi rakyat yang dipimpinnya. 
“Dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yang ingin melayani, harus terlebih dulu menunjukkan kerja layanannya, menempatkan kebutuhan rakyat sebagai prioritas, mengutamakan nilai bagi setiap individu, dan membantu orang lain guna mencapai suatu tujuan bersama,” ungkapnya seolah filsuf.
Suami mbak Vivin ini mantap mengatakan bahwa kepemimpinan yang melayani merupakan tipe ideal model kepemimpinan masa kini. 
Ditanya ciri pemimpin yang melayani, kades yang selalu dekat dengan para habib dan kiyai ini mengatakan yaitu pemimpin yang punya kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya. 
“Menjadi pemimpin yang melayani harus selesai dengan dirinya. Orientasinya satu melayani dan melayani. Berpandangan holistik dan tentu sesuai standar moral spritual.” Ungkapnya. (Zbr/Hb).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.