KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Sebagai upaya menutupi kesenjangan imunisasi bagi anak Balita terutama di Kecamatan Pragaan, Puskesmas Pragaan kemarin Rabu (20/07/2022) mengadakan rapat konsolidasi persiapan pelaksanaan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) bertempat di ruang pertemuan Puskesmas Pragaan. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Puskesmas Pragaan, Danramil Pragaan, Kapolsek Prenduan dan Camat Pragaan diwakili bagian Kesra dan Trantib, UPTD Pendidikan Kecamatan Pragaan serta tenaga kesehatan di lingkungan Puskemas Pragaan.
Camat Pragaan yang diwakili Ach Subairi Karim, menyambut baik Bian untuk segara dimulai di kecamatan Pragaan. Menurutnya secara nasional sudah ada 1,7 juta anak di Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi Covid-19.
Pemberian imunisasi dikatakannya tetap penting untuk mengebalkan kesehatan anak di kecamatan Pragaan.
“Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif. Tak hanya itu, manfaat dari imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan,” jelasnya.
Pemerintah juga saat ini menggalakkan digitalisasi data imunisasi.
“Kementerian Kesehatan menyiapkan satu aplikasi pencatatan imunisasi secara digital. yakni Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Aplikasi ini agar digunakan sebaik baiknya,” jelasnya.
Beliau meminta yang hadir untuk belajar banyak dari sistem vaksinasi Covid-19 yang menyebabkan kematian dan orang sakit yang begitu banyak.
“Tak kurang dari angka 157 ribu orang meninggal dunia sebab Covid-19. Kita tak ingin anak anak Balita tak lengkap imunisasinya yang menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Puskesmas Pragaan Baharudin Mutheri, S.Kep.Ns. dalam sambutannya mengatakan bahwa di daerah lain sudah ada muncul KLB (Kejadian Luar Biasa) sebab kesenjangan imunisasi di masa pandemi.
Bian (Bulan Imunisasi Anak Nasional) adalah upaya yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2022 untuk menggenjot cakupan imunisasi rutin anak yang sempat menurun selama pandemi Covid-19. Sebab imunisasi yang kurang lengkap, di Jawa Timur telah ada penyakit difteri di Kabupaten Sampang.
“Imunisasi anak Balita yang belum lengkap, agar dilengkapi. Kalau yang belum lengkap, maka anak nanti bisa mendapat 3 kali suntikan. Imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat,” jelasnya.
Tujuannya percepatan Bian ini untuk kekebalan kelompok. Tujuan lainnya untuk mengeradikasi (memberantas secara merata) penyakit polio, campak dan difteri.
“Dengan terselenggaranya kegiatan Bian ini diharapkan kekebalan masyarakat terbentuk, sehingga pada akhirnya bisa mencapai eliminasi Campak-Rubela, mempertahankan status Indonesia Bebas Polio, mempertahankan eliminasi tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir serta mengendalikan penyakit difteri dan pertussis,” sebutnya. (Zbr/Hb).