KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Setelah beristirahat lama di hotel, malam ini Selasa malam (08/03/2022) rombongan TP-PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Kecamatan Pragaan makan malam di Pendopo Lawas, alun alun utara sisi timur Yogyakarta.
Bus pariwisata kami parkir kira-kira 300 meter dari lokasi makan malam, karena kawasan cagar budaya tak boleh dimasuki bus. Dulu katanya bus boleh parkir di dalam alun alun, sekarang tidak boleh lagi. Terpaksa kami rombongan berjalan bersama dengan penuh canda.
Di lokasi rumah makan Pendopo Lawas dengan setelan outdoor ini ternyata banyak sekali dikunjungi pengunjung muda mudi dari berbagai kelas.
“Sayang gerimis, sehingga kami makan di emper bangunan kiri bangunan, tapi asyik karena tempatnya luas dan panjang,” ujar mbak Ika yang begitu asyik makan dengan membawa anaknya.
Ya asyik sekali, ini konsep makan angkringan yang terkenal itu. Angkringan ternyata bukan lagi sekedar tempat makan pinggir jalan ataupun di atas troatoar. Menu angkringan sudah banyak dipergunakan di beberapa restoran dan rumah makan, termasuk salah satunya di Pendopo Lawas.
“Yang menarik karena berkonsep outdoor terbuka dan menyajikan menu ala angkringan, menyedot perhatian anak muda di Yogyakarta,” kata mbak Uus peserta dari Pragaan Laok.
Rumah makan ini segmentasinya ditujukan ke semua kalangan dan umur, namun pembelinya rata-rata anak-anak muda.
Rumah makan ini bernama pendopo lawas, karena ditengah ada pendopo tempat menyajikan makanan dan di sisi selatan ada tampak banyak kursi dan meja kayu yang tertata apik dengan pencahayaan lampu kuning kecil-kecil.
“Wah, sebuah tempat yang sangat romantis di malam hari, apalagi ke arah barat ada pemandangan alun-alun utara, yang merupakan identitas kota Jogja. Sayang agak gelap dan gerimis lagi,” tutur mbak Rohimah Sekretaris TP PKK Pragaan sembari tersenyum.
“Biasanya Zidan dan Tri Suaka tampil disini, sayang pandemi semua berubah. Keseksian suaranya kita rindukan selalu,” ujar mas Rian pemilik biro perjalanan wisata yang ikut dengan kami.
Kata seorang pengunjung penduduk asal, lokasi ini setiap harinya tidak pernah sepi dari pengunjung. Ada yang datang untuk sekedar bersantap makan malam, ada yang sekedar nongkrong bersama teman-teman dan memanfaatkan tempat ini untuk berdiskusi.
“Pokoknya tempatnya nyaman dan asyik untuk ngobrol membuat orang betah di sini,” jelasnya.
Rumah makan Pendopo Lawas banyak mengangkat menu lima oseng-oseng yang populer di angkringan sperti oseng teri, soon, kikil, tempe dan usus. Sebagai menu tambahan tersedia pula sekitar 20 macam sate, lauk dan aneka jajan pasar.
“Menu minumannya juga bervariasi lho, mulai dari wedangan hingga es coklat. Kami hanya pesan jeruk hangat saja,” ujar Faruq Kepala Desa Karduluk yang turut serta dengan isterinya.
Pokoknya seru, lanjutnya, menu angkringan menu yang paling banyak diminati banyak kalangan, dari kalangan bawah hingga atas.
“Yang beda penyajiannya di pendopo lawas sajian prasmanan. Apa saja ambil sendiri, hanya setelahnya masuk kasir dulu,” tuturnya terkikik.
Semua menu di rumah makan Pendopo Lawas ini sudah laik higienis, sudah di uji dari Dinas Kesehatan. (Zbr/Hb).