KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Penceramah harismatik KH. Musyfiq Madim dari Pondok Pesantren Al-Karawi Karai Ganding Sumenep dalam acara Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Pemkab Sumenep hari ini Selasa (28/02/2022) mengatakan bahwa Bupati Sumenep sudah dikenal oleh masyarakat karena baktinya melayani rakyatnya, beliau juga berdoa semoga Bupati dan Wakil Bupati Sumenep terus dikenal.
“Jika pejabat tambah gemuk tanda disenangi rakyat, karena sering diundang dan melayani rakyat,” candanya mencairkan suasana.
K. Musyfiq (sapaan beliau) mengaku bahwa baru pertama kali menginjakkan kaki di Pemkab Sumenep. Sejak kepemimpinan Bupati KH. Ramdlan Siraj beliau mengaku memang selalu diundang dalam berbagai acara Kabupaten tapi beliau sering udzur, “al-udru la yus’al (udzur tak perlu ditanya)”.
Membaca kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi dalam setahun terakhir, beliau katakan bahwa kesan masyarakat secara umum baik. Beliau berdoa semoga Allah SWT. tetap melindungi beliau dan perangkatnya.
“Kesan masyarakat sementara ini belum ada suara sumbang. Semoga ikatan ulama dan Umara semakin baik, sehingga bisa menjalankan tugas dan fungsi masing-masing yang bisa menjadikan masyarakat sejahtera,” ujarnya memberi apresiasi.
Beliau katakan bahwa makin turunnya level PPKM Corona di Sumenep adalah bentuk kerja keras pemerintah. Perhatian pemerintah pada bidang kesehatan adalah hal utama dan urgen. Beliau mengharap warga patuh pada anjuran negara dan rajin memakai masker. Ada pesan Sayyidina Ali yang beliau katakan, bahwa kesempurnaan nikmat setelah Islam adalah kesehatan.
“Dua tahun sebelum Corona masuk Indonesia saya sudah pakai masker. Alhamdulillah, saya belum pernah kena Corona, hanya belakangan dua hari kedinginan luar biasa, tapi tak pernah batuk, tak pernah flu,” jelasnya.
Beliau lanjutkan, ada nikmat yang selalu diharapkan yaitu nikmat aman dan kesehatan.
Hidup sendiri butuh aman, apalagi hidup dengan masyarakat Sumenep. Sumenep butuh aman. Tanpa kerja keras pemerintah dan ulama, belum tentu kita merasakan aman seperti sekarang.
“Penyakit yang merusak keamanan itu hanya satu yaitu ketidakjujuran,” jelasnya.
Beliau sitir sebuah hadis Rosulillah SAW “Asshidqu yahdi ilal birri, walbirru yahdi ilal jannah”, kejujuran akan selalu mengantarkan kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kita pada surga.
“Selagi kita semua selalu mengedepankan kejujuran dalam kerja, kita akan selalu menemukan keamanan. Karena kejujuran membawa pada kebaikan,” jelasnya.
Kalau bicara Isra’ Mi’raj, jelasnya panjang sekali, karena Allah SWT. ingin “linuriyahu min ayatina”. Hanya sebagian dari cerita perjalanan Isra’ Mi’raj itu nabi Muhammad SAW. pernah bertemu tongkatnya nabi Musa. Ada tulisan 4 baris pada tongkat tersebut.
Pertama, “Kullu sulthanin la ya’dilu fi shulthanihi fahuwa fir’aunun wasawa’uhu”. Artinya, setiap pemimpin (bukan hanya pemimpin pemerintah) yang tidak berlaku adil, maka dia tak ada bedanya dengan Fir’un.
Karena itu beliau mengajak Pemerintah berlaku adil pada rakyatnya, dan rakyat juga patuh pada pemerintah. Karena Pemerintah yang mengatur ekonomi dan infrastruktur serta keperluan rakyat lainnya.
“Orang yang merugikan pemerintahan, maka akan rugi dalam ekonominya. Kalau pemerintah salah jangan dicaci maki, tapi diingatkan dengan cara yang baik,” beliau mengingatkan.
Tulisan kedua di tongkat itu, “Kullu ghaniyyin la yuntafa’u bihi, fahuwa Qarun wasawa’uhu”, artinya, setiap orang kaya yang tak bisa diambil manfaat dari kekayaannya, maka orang kaya itu tak ada bedanya dengan Qarun.
Yang ketiga, “Kullu a’limin la yuntafa’u bi’ilmihi fahuwa iblisun wasawa’uhu,” Artinya, setiap orang alim yang tak bisa diambil manfaat dari ilmunya, maka ia tak ada bedanya dengan iblis.
Keempat, “Wakullu faqi’rin la yashbiru ala faqirihi fahuwa kalbun wasawa’uhu.”, Artinya, setiap orang miskin yang tidak sabar dengan derita kemiskinannya, maka ia tak ubahnya sama dengan anjing.
“Orang miskin kalau tak sabar, maka bisa berbuat sesuka-sukanya. Perhatikan mereka, agar mereka selalu mendoakan kita, dan tidak menyusahkan kita,” jelasnya.
Beliau juga menjelaskan tentang kuatnya dunia dengan empat perkara, ilmunya ulama, dengan adilnya Umara’, dengan dermawannya orang kaya dan doanya orang miskin. (Zbr/Hb).