KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Sekcam Pragaan Mashuri, ST. dalam kegiatan staf meeting hari ini Senin (07/02/2022) menekankan agar pegawai Kecamatan Pragaan semakin meningkatkan disiplin tugas dalam pekerjaan sehari-hari, terutama saat kegiatan Jumat Bersih setiap minggunya.
“Disiplin itu perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai dari peraturan sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Disiplin itu dilakukan secara rela bukan berdasarkan paksaan dari orang lain,” ujarnya.
Mantan Penjabat Kepala Desa Prenduan ini mengatakan bahwa seseorang yang memegang jabatan itu melekat dengan tanggung jawabnya, harus mau mengikuti ritme atasan dalam akselerasi kerja.
“Kalau sudah kadung menjabat, mau mengikuti sistem kerja atasan. Dan boleh mundur kalau tidak mengikuti ritme kerja pimpinan,” ujarnya.
Orang yang menyintai tugas, katanya, akan terasa kangen saat libur, semata untuk segera berkumpul dan bekerja. Beliau juga tekankan disiplin kerja itu bukan sekedar mematuhi aturan kerja kekantoran tapi untuk membangun keberkahan dalam hidup dan keluarga.
“Kerja disiplin akan mendatangkan barokah. Keberkahan itu akan mendatangkan jalannya rizki dari arah yang tak kita duga-duga. Jalani, percayalah akan selalu ada jalan keberkahan,” dorongnya.
Berkaitan upaya membangun kerja sama dan sama kerja sebagai sebuah tim, beliau menekankan beberapa diksi kata sebagai peringatan, antara lain kata “gotong royong, individualitas dan menutup mata” dalam kebersamaan kerja.
Gotong royong merupakan bentuk kerja sama antar person antar bagian untuk mencapai hasil positif tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi salah satu individu atau kelompok, namun untuk kebahagiaan bersama.
“Salah satu moment dan sarana biar kerja bareng ya kerja bakti Jumat Bersih itu. Jadikan itu pintu masuk membangun kesadaran kerja,” ujarnya.
Dalam kerja bareng disebutnya Kita akan selalu dihadapkan dengan realitas dan dinamika persoalan.
“Karenanya kita harus kuat menghadapi kenyataan hidup. Kuat saat teman kita sakit, kuat saat tunjangan terlambat cair, kuat saat pimpinan menegur kita, yang ditegur bukan orangnya tapi etos kerjanya,” jelasnya lagi.
Saat membangun kerja sama, tambahnya juga kita tak boleh menutup mata dan selalu berorientasi pada solidaritas sosial diantara bagian dan person.
“Bukan hanya berfikir pekerjaan kita selesai, tapi saling membantu pada pekerjaan tim serta saling mendorong semangat korp,” jelasnya lagi.
Selain upaya membangun kesadaran dari dalam, beliau ingin agar kedepan pegawai makin profesional. Yaitu kerja berdasarkan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dan sesuai aturan yang ditetapkan. Bekerja didalam tugas dan aturan.
“Menurut saya, tidak usah kita berdalih bawa pekerjaan kantor kerumah. Bekerja sesuai jamnya sebaik-baiknya di kantor sudah cukup, kecuali kemendesakan lain diluar target normal,” tambahnya.
Beliau mengingatkan bahwa sejalan era yang serba cepat ritme kerja kantoran juga sudah berubah.
Di era yang semakin maju dan semakin cepat, ujarnya, harus ada reformasi cara kerja yang lebih responsif dan kompatibel dengan IT (Informasi dan Teknologi).
“Eranya berubah, adaftasi dengan IT juga harus kita sadari. Ekspidisi timbal balik desa dan kecamatan kedepan harus makin transformatif dengan keadaan. Kita tak boleh lagi bekerja liner,” jelasnya lagi.
Terakhir beliau tekankan kedisiplinan bukan karena takut atasan, tapi jauh menyeruak dalam lubuk hati untuk berubah dan memperbaiki diri setiap saat.
“Saya tergugah teman saya, pas jam masuk pas jam keluar. Katanya, kita ini dibayar berdasarkan jam. Pulang bukan waktunya dihitung malaikat. Apa jawaban kita nanti saat ditanya malaikat berkaitan jam tugas.” Pungkasnya. (Zbr/Hb).