Jumpa Fans Radio Permata FM Ajak Fans Ramah Sikapi Perbedaan Ucapan Natal

oleh -12 Dilihat

KIMKARYAMAKMUR.COM, Karduluk – Jumpa Fans Radio Permata FM desa Aeng Panas yang diadakan di rumah H. Badri Topoar Attas Desa Karduluk Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep Ahad (26/12/2021) mengajak Fans untuk ramah dengan perbedaan, terutama perbedaan yang kerap terjadi di bulan Desember dengan adanya kontroversi ucapan selamat hari natal.

“Kita-pun berkumpul disini dengan ragam latar belakang yang berbeda disatukan dengan perbedaan. Yang tua yang muda, jauh dekat, kaya miskin adalah identitas yang berbeda, yang harus dihormati dan terbukti menyatukan kita,” ujar Zuber Permata Penasehat Radio Permata Fm dalam arahannya pada Fans Radio Permata yang hadir di acara tersebut.

Berkaitan natal dan tahun baru, beliau sebut pendapat ulama yang menghukumi hukum ikhtilaf dalam ucapan selamat natal. Ada ulama yang mengharamkan, tapi tidak sedikit juga ulama yang membolehkan. Semua bersumber dari dasar al-Quran dan hadis yang otoritatif.

Beliau katakan, bukan karena kita menganggap ucapan itu hukumnya haram, lalu kita mudah menyalahkan para pejabat dan tokoh agama yang mengucapkannya, jangan. Para tokoh bangsa mengucapkannya karena kepentingan kerukunan, sebab juga berpedoman pada ulama alim allamah kaliber dunia yang membolehkannya.

“Bukan karena kita merasa benar, lalu melihat orang lain yang berbeda salah semua. Kita harus ramah dengan perbedaan,” ujarnya.

Ulama kita mengajarkan bahwa bila pembebanan hukum pada diri kita menggunakan hukum yang ketat, tapi begitu pihak lain terutama pihak otoritas menggunakan hukum yang longgar kita memakluminya, menghormatinya. Karena mereka tentu menggunakan sandaran hukum yang membolehkan. Hal itu mereka lakukan karena kepentingannya yang lebih tinggi untuk kemaslahatan umat yang lebih besar yaitu kerukunan, persatuan dan perdamaian.

“Hidup di negara beragam, menuntut para tokoh agama dan tokoh bangsa menjadi samudera yang bisa menampung apa saja, sepanjang maslahah untuk keragaman dan dibenarkan oleh agama,” ujarnya.

Inovasi Kecamatan Pragaan

Yang tidak boleh jika ikut kegiatan ritualnya. Ucapan natal, katanya, bagi yang punya hubungan emosional dengan non muslim hanyalah bentuk ‘mujamalah’ untuk menunjukkan ketinggian Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Ucapan itu bukanlah bermakna pengakuan, tapi hanya bentuk penghormatan atas sejawatnya yang sedang menjalankan hari natal. Namun bagi yang tidak berkepentingan untuk apa mengucapkannya. Tak usah,” lanjutnya.

Beliau ibaratkan ucapan selamat pada pengantin baru, bukan lalu menjadikan kita masuk dalam akad, menjadi pengantin, menjadi bagian dari keluarganya. Itu hanya bermujamalah sebagai kawan yang bahagia di hari pernikahannya.

“Yang jomblo saat ucapkan selamat menempuh hidup baru, tidak tiba-tiba merubah statusnya menjadi kawin. Tetap aja jomblo yang kesepian,” ucapnya disambut senyum meriah fans yang hadir.

Batasan yang disebutkan dalam alquran hubungan kita dengan non muslim adalah tidak memerangi kita di dalam agama, serta tidak mengusir umat Islam dari kampung halamannya. Bentuk ucapan itu adalah bagian dari kata “birrun” (kebaikan) dalam hubungan muamalah, bukan disudutkan pada akidah teologis yang memiliki dampak iman dan kafir.

Kita akan selalu berhadapan dengan perbedaan-perbedaan setiap hari. Jika tidak ramah, kita akan selalu marah dengan orang lain yang berbeda.

“Karena itu, sikapi perbedaan itu dengan senyum, ramah dan santun. Batasannya ritualitas ibadah. Kalau kita tidak ramah dengan perbedaan, maka akan merusak akal kita dan bisa berdampak pada perbedaan identitas yang lain,” tuturnya.

Beliau berharap agar Fans radio tidak hanya menjadi orang yang pintar tapi bijak memahami realitas kebangsaan.

“Menjadi orang alim (pintar) cukup dengan belajar, tapi menjadi orang ‘Arif (bijak) tidak mudah, harus lulus ujian dibenturkan dengan realitas kebangsaan.” Pungkasnya. (Zbr/Hb).
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.