KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Pragaan mengutuk keras terduga teroris berinisial MA, anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang diamankan oleh Detasemen khusus 88 Antiteror Mabes Polri di Jalan Raya Dr Cipto, Desa Kolor, Sumenep. Hal mana terduga teroris tersebut diketahui merupakan pentolan JI (Jamaah Islamiyah) di Kabupaten Sumenep.
Kecaman tersebut disampaikan dalam pertemuan bulanan Pengurus Komisariat PMII Pragaan bersama Mabinkom (Majelis Pembina Komisariat) PMII Pragaan pada hari Jumat (12/11/2021).
Moh. Qudsi Anggota Mabincab (Majelis Pembina Cabang) PMII Pragaan mengatakan bahwa kehadiran terduga Teroris di Sumenep merusak citra kabupaten Sumenep yang dikenal ramah, santun, hidup damai dalam keberagaman dan kebhinekaan.
“Ini kabar meresahkan, ini merusak citra Sumenep yang damai dalam keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan. Kami sepakat kecam keberadaannya. Dan meminta aparat untuk mengusut tuntas jaringan ini sampai ke akar-akarnya,” ujarnya penuh geram.
Kegeraman tersebut disebutnya makin memuncak setelah kami tahu bahwa yang bersangkutan disebut sebagai pentolan Jamaah Islamiyah (JI).
Sebelumnya santer terdengar dari Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Ahmad Ramadhan Mabes Polri Jakarta mengungkap bahwa MA ini adalah pentolan Jamaah Islamiyah dan menjabat sebagai Korda Sumenep, Madura.
“Kata pengamat, bahwa JI (Jamaah Islamiyah) memang sebuah organisasi teroris yang dari dulu tujuan utamanya membangun sebuah jama’ah atau umat yang dapat dimobilisasi untuk melakukan serangan,” ujarnya dengan geretak gigi dan kepalan tangan pertanda geram yang ditahan.
Dikabarkan berbagai media bahwa selain MA, polisi juga menangkap empat terduga teroris lainnya yang diamankan di empat kabupaten di Jawa Timur, ditangkap di Sumenep, ada yang di tangkap di Kabupaten Gresik, di Bojonegoro dan dua orang lainnya ditangkap di Kabupaten Kediri.
“Terorisme itu sebagai akibat dari pikiran radikalisme. Kelompok radikal akan terus menjadi ancaman bagi warga sekitarnya. Ia bisa melakukan tindakan kekerasan agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak lain yang tidak sepaham,” tambahnya.
Ancaman itu semakin terlihat, katanya, setelah dalam penggeledahan Densus 88 ditemukan sejumlah busur panah dan buku-buku radikal.
“Seharusnya perbedaan itu menjadi rahmah. Dimata para teroris, perbedaan ideologi, aliran politik, bahkan perbedaan pandangan dalam satu agama pun dapat menjadi ancaman, karena pemahaman agama yang dangkal,” jelasnya.
Karena itu, PMII Komisariat Pragaan hari ini mengecam keras upaya-upaya terorisme, dan mengucapkan terima kasih kepada Densus 88 yang telah dengan awas mampu menemukan kerikil kecil dalam tumpukan padi.
“Terima kasih Densus 88, PMII Pragaan mendukung langkahmu. Jangan ada teror di kota Sumenep yang damai. Usut tuntas..!.” Pungkasnya diikuti teriakan Shalawat Nabi oleh pengurus dan anggota PMII yang hadir, serentak dan bersemangat. (Zbr/Hb).