KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Hari Rabu (17/11/2021) Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kecamatan Pragaan mengikuti acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep di Pendopo Kecamatan setempat lewat zoom meeting.
Acara tersebut mengambil tema “Menjalin ukhuwah, menebar berkat, menuai Jannah”. Mengawali acara dengan pembacaan Tilawatil Quran. Lalu dilanjutkan pembacaan Shalawat Nabi oleh group al-Banjari Zamaniah Annisa dari Kolor Sumenep.
Ketua Pokja I PKK Kabupaten Sumenep Dewi Amborowati dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. sebagai bukti kecintaan pemerintah Kabupaten Sumenep pada Baginda Rasulullah SAW. Ini menjadi modal bagi pemerintah guna menciptakan masyarakat yang hebat. Kometmen tersebut diwujudkan oleh Pokja I PKK Kabupaten Sumenep.
“Kehadiran maulid nabi dapat memberikan keamanan dan ketentraman dimanapun berada,” ujarnya.
Tujuannya spesifik dari kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk syukur atas dilahirkannya nabi ke alam dunia, karena alam ini tidak akan tercipta tanpa adanya nabi Muhammad SAW.
“Juga maksud maulid guna mencari ilmu tentang hukum agama, juga ingin meneladani perilaku nabi Muhammad sebagai suri tauladan sepanjang zaman,” tambahnya.
Kegiatan tersebut dilaporkan diikuti oleh tidak kurang 280 kader PKK di berbagai kecamatan. Biaya pelaksanaan bersumber pada APBD Kabupaten Sumenep Tahun 2021 yang melekat pada bagian Kesra Setda Kabupaten Sumenep.
Pada kesempatan itu pula diberikan Bantuan Peralatan RTLH dan penghargaan pada peraih medali perak cabang olahraga catur dari Kabupaten Sumenep.
Sambutan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep Ibu Nia Kurnia Fauzi, pertama menyampaikan terima kasih pada semua unsur yang terlibat dalam kegiatan peringatan maulid ini terutama pada pembicara.
Menurutnya, peringatan maulid nabi merupakan refleksi kita pada keberadaan nabi kita Nabi Muhammad SAW. Peringatan maulid di Sumenep sama dengan yang diadakan di seluruh dunia.
“Semoga kita selalu istiqamah meneladani nabi sampai hari kiamat,” tuturnya.
Beliau mengenang, dulu sebelum kelahiran nabi, perempuan tak ada harganya. Setelah nabi Muhammad ada, nabi melakukan perubahan revolusioner, kaum perempuan menjadi berharga.
Peringatan maulid nabi, katanya sebagai upaya mengokohkan persaudaraan. Ukhuwah itu kata beliau seperti rumah, semua bahan saling melengkapi, genteng takdirnya menaungi, tiang sebagai penopang, tembok sebagai benteng.
“Semua komponen saling menutupi, tidak saling membuka aib sesama. Bayangkan jika ada genteng saja tak ada tembok,” ujarnya.
Ukhuwah juga ibarat badan, kalau ada anggota yang sakit, pasti anggota badan yang lain juga terasa sakit. Kita satu kesatuan. Ketika sudah bersatu, tidak ada lagi aku, engkau, mereka karena kita adalah satu saudara, satu NKRI satu kesatuan Republik Indonesia.
“Keniscayaan takdir itu tidak bisa dirubah. Suatu bangunan atau tubuh akan kuat kalau saling menopang,” sambungnya.
Itu sebagai upaya mempererat ukhuwah kita. Karenanya kita harus saling asah dan asih pada saudara kita yang lain. (Zbr/@wi).